Apa logika itu?, logika dari bahasa Yunani yaitu Logike atau Logikos yang
bisa juga berarti Logos artinya alasan, sebagai alasan (reasoning) atau
alasan argumentasi yang tidak bertabrakan dengan alasan lain yang telah
dibuat dalam suatu wacana kalimat.
Jadi hal yang berhubungan dengan logika tidak harus berhubungan dengan
hitungan seperti Matematika dan Fisika.
Logika adalah sebagai dasar atau alasan bagi seseorang untuk mengatakan
sesuatu dan melakukan sesuatu agar tercapai tujuannya, dan tujuan itu
salah satunya adalah solusi baru.
Dasar logika (logical base) ada banyak, mirip dengan faham atau aliran,
tetapi sebenarnya bukan, beberapa diantaranya yaitu:
1. Analisa - Sains (Analytical - Science), analisa semua masalah yang
diinginkan dan atau dibutuhkan secara obyek maupun subyek, yang
akhirnya mengarah ke ilmu pengetahuan (science), hampir semua logika
ilmu pengetahuan yang muncul berasal dari analisa.
Hasil dari analisa menghasilkan fakta (fact) yang mengarah pada bukti
empiris (benar, nyata & tak terbantahkan), exist atau not exist, juga
menghasilkan theory (dugaan/ asumsi/ spekulasi) dan bila ditambahkan
dengan kreatifitas dan imajinasi, maka akan menghasilkan teknologi
yang bisa memberi solusi bila dimanfaatkan dengan tujuan yang berguna
untuk menolong yang lain.
2. Religi/ Mistik/ Iman pada Tuhan (Religion/ Superstition/ Faith on God),
yang merupakan basic logika berdasarkan keimanan agama tertentu,
mistik dan Tuhan tertentu, intinya adalah semua bentuk pola pikir secara
individu atau kelompok (komunitas) yang mengacu pada keuntungan
kelompoknya sendiri dan akhirnya semua untuk Tuhan ataupun mahluk
mistik lainnya, yang dianggap Tuhan mereka.
Dan bila untuk Tuhan, maka penganut logika jenis ini bila sudah fanatik,
maka dengan suka rela juga mampu menghancurkan kelompoknya
hanya untuk Tuhan walaupun hanya perbedaan sedikit saja dalam penafsiran
ayat-ayat dalam kitab sucinya.
Tatanan tertinggi dari Faith on God ini adalah Universalism, walaupun
menggunakan kata Universal yang artinya menyeluruh dan bisa diterapkan
pada semuanya, ternyata tidaklah demikian, ini hanya konsep, tetapi
tetap tidak bisa dilakukan, karena sesungguhnya terjadi bentrokan logika
yang tajam bila dipelajari lebih jauh, mengapa? sebab katanya universal,
tetapi tuhannya tetap aliran monotheism, bagaimana dengan agama lain
yang punya tuhan lebih dari satu? lalu apanya yang universal?.
Bukankah di setiap agama biasanya, tuhannya atau utusannya selalu
berkata “Gunakan hatimu”, makanya mereka para agamis tidak pernah
menggunakan “otaknya” tetapi hatinya, dimana kita tahu bahwa hati tidak
bisa berpikir dan hati dalam konteks ini adalah perasaan (emosi).
3. Idola, logika ini muncul karena mempelajari ataupun diajari dan atau
menyukai sesuatu atau seseorang dengan cara berlebihan, hingga bila
ada orang lain yang dianggap mengalahkan idolanya, maka pengidolanya
(pelaku yang suka dengan idolanya) akan selalu menolak alasan
apapun, dan selalu akan membuat idolanya selalu berada di atas apapun,
bila digabungkan logika religi/ mistik, maka akan menghasilkan orangorang
yang tidak mampu berfikir dan selalu terpenjara oleh pikirannya
hingga cenderung menjadi terorist relijius bila sudah parah.
Perbedaan antara kejeniusan dan kebodohan adalah, kejeniusan ada
batasnya, sedangkan kebodohan karena campuran religi dan idola,
merupakan kebodohan tanpa batas.
4. Care to Others (Humanism - Unconditional Love), logika yang berdasar pada
cinta kasih dan peduli pada sesama, cinta kasih dan peduli pada kelompok
lainnya, pada mahluk cerdas lainnya, pada satwa, pada tumbuhan, pada
lingkungan dan jagat raya ini, lebih sering dikenal dengan nama unconditional
love atau kata metaforanya “Nurani’ .
Care to others ini dalam bahasa salah satu agama disebut dengan kata
amal, walaupun sebenarnya sangat berbeda, sebab care to others tidak
meminta balasan, bila amal meminta balasan agar masuk surga.
5. Rasisme (Racism), logika yang mengarah pada etnis ras, jenis kulit,
suku, dan perbedaan tubuh lainnya baik secara individu ataupun kelompok,
yang mengacu pada keuntungan kelompoknya sendiri.
6. Nasionalisme (Nationalism/ Fascism), logika yang mengarah pada
lingkungan, tempat tinggal, kelompok, negara dan area komunitas tertentu,
nasionalisme yang berlebihan disebut Fascism.
7. Seni & Desain (Art & Design), logika yang berdasarkan imajinasi, Sense
of Art (Intuisi) yang mungkin bisa cocok dengan gambaran masa lalu,
masa kini dan masa depan, sebab logika seni kadang berbasis logika
analisa secara science, hingga bila di proyeksikan teknologi terkini, maka
bisa dibayangkan secara imajinasi proyeksi ke masa depannya seperti
apa?.
Demikian juga masa lalu seperti apa?, hal ini bisa dilihat dari analisa
benda prasejarah dan sejarah yang dimiliki saat ini. Namun karena seni,
maka kesesuaian dengan yang terjadi dengan kejadian sesungguhnyapun
tentu tidak presisi, namun paling tidak bisa memberi inspirasi dan
nilai kebijaksanaan yang bisa dipetik (moral).
Theory juga berdasarkan imajinasi yang diasumsikan (diumpamakan demikian) walaupun belum jelas apakah memang nantinya demikian (speculative) sebab kata theory berasal dari bahasa Yunani “Theoria“ yang berarti “Spekulasi”, theory juga masuk ke dalam Science.
Namun untuk menjadi Physical law memerlukan observasi bahkan bukti empiris atau benar sesuai fakta dan tak terbantahkan, maka theory akan berbenturan dengan ujian dan memerlukan fakta-fakta yang akan mendukung dan ditemukannya kemudian hari atau di masa depan.
Tetapi theory yang sudah menjadi law apakah juga nantinya tidak berubah?, kemungkinan itu ada, mengapa?, sebab penemuan dan pola pikir juga terus berevolusi hingga ada kemungkinan law akan turun tingkatnya menjadi theory lagi atau bahkan tidak dipakai lagi, dan yang dulunya theory akan naik menjadi law, ingat “satu-satunya yang abadi hanya perubahan itu sendiri”.
8. Ada dan Tidak ada (Exist & Not Exist), merupakan logika yang berdasarkan
acuan bahwa obyek atau subyek yang dibahas itu ada ataukah tidak
ada di alam ini untuk menyelesaikan masalah, terkadang disebut juga
dengan istilah real dan unreal. Ada orang yang sok pintar dan sok bijak
mengatakan bahwa hidup adalah ilusi!, atau hidup adalah simulasi
hologram!.
Bila hidup ini cuma ilusi, maka bunuh saja semua orang dan lakukan saja
semau kita di dunia ini, mengapa?, sebab hidup ini cuma ilusi, semuanya
ilusi, anak, istri, kekasih, sahabat, manusia, tumbuhan, satwa dan lainlain
itu juga ilusi, maka buat apa saya serius dengan hidup ini?.
Sekali lagi hidup ini exist bukan ilusi, bukan fantasy, bukan games,
kenapa tahu?, sebab kita belum bangun sama sekali dari ilusi ini bukan?
oleh karena itu, hargailah semua kehidupan yang ada.
Hidup ini cuma ilusi, mirip kata-kata yang diucapkan oleh para pecandu
obat-obatan atau benda yang membuat otak kita terplintir hingga otak kita
mampu membuat ilusi apa yang kita lihat seperti apa yang kita mau. Ilusi
ataukah realitas?, tidak peduli, yang penting kita berbuat yang terbaik pada
sesama!.
9. Hukum Pidana & Perdata yang dibuat oleh manusia dengan tujuan memperbaiki
tatatan masyarakat, Rules of the Game (aturan main) dari masyarakat tertentu
yang berguna untuk melindungi mereka sendiri baik secara internal maupun external.
Jangan dibingungkan dengan hukum agama, yang aturannya tidak bisa diubah karena
aturan dari Tuhan.
10. Berdasar Waktu, Masa atau Zaman, semua logic yang ada saat itu, suatu
saat pola pikir berkembang dan berevolusi seiring proses waktu, peradaban,
kebudayaan, pola pikir, pemahaman, kemanusiaan dan kebijaksaan
di waktu itu tentunya. Hingga ada kemungkinan logika yang dulunya logis
menjadi tidak logis lagi, sebab semua tatanan sudah berubah.
11. Berdasarkan Power, Kekuasaan, Jabatan, Otoritas, apapun yang menentang
seorang penguasa pasti salah. Oleh karena itu di masa lalu, untuk
menjadi Raja harus membunuh Raja. Di masa kini juga masih ada, namun
dengan level dan komposisi yang berbeda, tetapi endingnya, apapun
yang kamu katakan, aku pimpinanmu, oleh karena itu kamu aku pecat,
oleh karena itu kamu aku hukum dan lain-lainnya.
Seseorang yang punya kekuasaan dan tidak ada yang berani menghentikannya
disebut dengan nama Diktator, lebih tinggi lagi tingkatannya
disebut dengan istilah Tyrant.
12. Berdasarkan Kekayaan secara Ekonomi (Wealth), muncul pepatah “tidak
semua hal dinilai dengan uang”, tetapi juga muncul istilah umum ini
“memang tidak semua bisa dinilai dengan uang, tetapi ada banyak
masalah bisa diselesaikan dengan uang”, uang memang mirip dengan
power, tetapi ada orang yang punya Power tapi tidak punya uang (^_^).
Ekonomi, melahirkan pola pikir bisnis, maka cita-cita yang luhur berupa
idealisme yang mengarah ke perbaikan masyarakat secara ekonomi &
lebih bijak atau memperbaiki pola tingkah laku masyarakat secara
ekonomi & lebih bijak, akan menjadi mentah, sebab bisnis dan perbaikan
masyarakat pola pikir keduanya akan selalu berbenturan sedikit ataupun
banyak.
Namun akhirnya faktor bisnislah yang biasanya keluar menjadi pemenang,
mengapa?. Sebab dengan mencampurkan bisnis dan cita-cita
membantu orang lain ataupun membantu dengan dana karena peduli
pada yang lain, maka akan membuat goyah perusahaan ataupun
ekonomi seseorang bila belum kuat, tetapi silakan saja dilakukan bila
faktor kekayaan secara ekonominya sangat bagus.
Yang selalu terjadi bentrokan antara bisnis dan sosial ini biasanya perusahaan
atau organisasi yang menerjuni bisnis Pendidikan, Media Cetak atau Elektronik,
seperti TV, radio, penerbitan koran, dan lain-lainnya yang awalnya untuk
pengabdian pada masyarakat atau sosial, tetapi akhirnya banyak yang
menjadi murni bisnis, hal ini terjadi karena orang-orang yang
berkerja di dalamnya ingin survive.
13. Prestige (Gengsi), logical base versi gengsi ini lebih sering bertentangan
dengan hukum ekonomi, karena mana mungkin orang membeli mobil
yang lebih boros, belum canggih, tetapi lebih mahal misalnya?, ataupun
product-product tertentu yang kalah canggih dari segi fungsi dan bentuk,
tetapi orang lebih memilih product biasa saja, tetapi lebih dikenal?.
Kesemuanya itu berhubungan dengan logika Prestige (gengsi), dimana
orang tersebut sudah berlebihan uangnya, hingga mencari cara bagaimana
mengeluarkan uang dengan cara cepat, tetapi bukan dilarikan untuk
membantu orang lain, namun lebih ke barang-barang yang salah satunya
semakin boros semakin hebat orang tersebut. Hal itu untuk menunjukkan
kelas kekayaan orang tersebut, dan akan mengangkat gengsinya
lebih tinggi.
14. Berdasarkan Cinta, cinta ini disebut dengan nama Conditional Love/
Transcational Love, tentu berbeda dengan cinta kasih (Care to Others/
Unconditional Love), cinta seperti ini terlihat tidak begitu logika, tetapi
sebenarnya adalah salah satu basic logika, cinta versi Conditional Love
muncul karena kondisi tertentu diantaranya:
Sering ketemu, ketampanan, kecantikan, keremajaan, kepintaran,
kedewasaan, kebijaksanaan, kekayaan, keseksian, ke-macho-an, kehandalan
variasi seks, dan hal-hal lainnya yang belum penulis sebutkan.
Dan karena itulah cinta menjadi dasar alasan logika seseorang untuk
melakukan sesuatu, seseorang bahkan bisa menjadi pahlawan ataupun
penjahat karena memperjuangkan cinta.
15. Berdasarkan Dendam, ini adalah logika yang benar-benar buta, bila
seseorang sudah demikian dendam, maka dendam ini benar-benar menjadi
spirit yang kuat (semangat yang kuat) luar biasa. Dendam bisa
diarahkan keperilaku positive bila dendamnya diwujudkan dalam berkarya
untuk tujuan yang berguna bagi orang lain dan orang banyak,
dendam sebagai ajang pembuktian diri secara positive.
Tetapi akan menjadi sangat mengerikan bila diarahkan ke pola pikir
negative, maka bila diumpamakan dendam ini adalah api dan diri kita
adalah kayu dan bahan bakarnya, hingga suatu saat akan membakar
habis diri kita sendiri.
Mengapa demikian?, sebab dengan dendam yang negative, maka kita
akan selalu mencari kesalahan orang lain yang kita anggap menjatuhkan
kita, apapun alasannya, pokoknya orang itu selalu salah saja disetiap
perbuatan yang dilakukannya, oleh karena itu hancurkan saja, tidak ada
satupun dari dirinya yang baik walaupun sedikit saja!.
Dan kita akan selalu mengasumsikan setiap kesalahan yang terjadi
adalah karena dia, dan semua masalah yang timbul adalah karena dia,
oleh karena itu, kalau saya hancur, maka dia juga harus hancur!.
Dendam tidak hanya disebabkan oleh satu faktor, tetapi banyak faktor
lainnya, seperti agama, kekayaan, perkataan, buruk, kalah prestasi,
kalah berdiskusi dan lain-lainnya yang belum saya sebutkan diatas.
16. Berdasarkan Kesehatan, apapun hal yang mengarah ke hal-hal yang
membuat seseorang sakit maka akan dihindarinya, baik secara lingkungan,
secara makanan, secara minuman, baik sakit yang terinduksi secara
tubuh ataupun secara pikiran.
17. Berdasarkan Survival, ada kalanya kita semua disudutkan dengan realita
untuk bertahan hidup, seperti mau tidak mau harus melawan seseorang
yang ingin membunuh kita dengan alasan apapun. Yang ada cuma pilihan
dia yang mati ataukah saya yang mati. Tetapi saya tekankan disini,
hal ini muncul karena survival atau bertahan hidup dari serangan, hingga
kata yang selalu digunakan adalah kata “mempertahankan diri”.
Kata mempertahankan diri untuk bertahan hidup sangat berbeda dengan
membunuh dengan sengaja apalagi hobby membunuh. Pilihan ini muncul
karena terdesak dan diserang oleh orang lain ataupun sesuatu yang
ingin membunuh kita, maka keinginan untuk bertahan hidup muncul
dengan kuat.
Mempertahankan diri bukanlah kejahatan, tetapi yang paling penting dari
itu semua adalah kita tidak bermaksud membunuh lawan kita, sebab
kalau bisa, hanya melumpuhkan saja dan setelah itu selesai sudah,
tetapi terkadang, dalam keadaan panik, tentu saja apa yang kita lakukan
kadang-kadang diluar dugaan, ada tenaga yang luar biasa muncul saat
keinginan untuk bertahan hidup begitu besar.
Oleh karena itu, belajar bela diri adalah faktor yang sangat bagus untuk
melatih diri kita agar mampu mengatasi hal-hal diluar dugaan yang akan
mengancam keselamatan kita dalam situasi apapun, oleh karena itu,
penulis sarankan bagi pembaca untuk belajar beladiri, salah satu beladiri
yang bagus adalah Aikido, selama mampu menghindar, maka para
Aikidoka tidak bakalan pernah menyerang!.
18. Show Off, atau memamerkan apa yang mereka punya, baik kepunyaan
Materi ataupun Non Materi, seperti Skill, Kepandaian, dan lain-lainya
yang relevan.
Untuk yang ini, sepertinya, kita kena semua. Misalnya, yang punya Mobil,
memamerkan mobilnya, kalau bisa dari merk yang mahal ataupun merk
yang murah, semuanya punya.
Yang berpendidikan tinggi, memamerkan pendidikannya, mulai dari yang
rendah sampai yang bergelar Master dan Doctor kalau bisa Profesor.
Yang seniman memamerkan karyanya, baik yang secara desain maupun
yang murni menonjolkan sense of art-nya.
Yang Miskin memamerkan kemiskinannya, agar bisa hidup lebih nyaman
dengan bantuan orang lain, tanpa berusaha memulai mengubah hidup
dari dirinya sendiri.
Yang bodoh, memamerkan kebodohannya. Dan uniknya, tidak mau
belajar memperbaiki dirinya.
Yang pejabat, memamerkan jabatannya (dalam bisnis)
yang berpangkat, memamerkan kepangkatannya (dalam militer).
Saya yang menulis, memamerkan tulisannya
Yang agamis, memamerkan keimanan & ketaqwaannya
Yang philosopher, memamerkan filosophy-nya
Yang atheist, memamerkan kemanusiaannya
Tuhan (bila ada), memamerkan …..
19. Criminal Minds: orang yang cenderung terdorong melakukan kejahatan
dalam pikirannya, lalu melakukannya karena terdorong oleh suatu
kekurangan atau kelebihan yang sangat kuat dalam dirinya, hingga untuk
memenuhi kebutuhan itu, diambil jalan yang sangat singkat yaitu dengan
mengambil harta dan nyawa orang lain dalam memenuhi cita-citanya.
Contoh, orang yang sangat terdesak karena kekurangan ekonomi, orang
tersebut cenderung untuk tidak meminta bantuan orang lain, hal ini terjadi
karena biasanya orang seperti ini cenderung punya prestige tinggi,
karena malu misalnya, hingga lebih baik mencuri daripada meminta
bantuan, pada saat mencuri dengan asumsi tidak akan diketahui oleh
orang lain, mendadak terpergok.
Maka orang ini semakin malu hingga keputusannya adalah dengan
menghilangkan jejak bahwa dirinya bukanlah pencuri, maka akan
timbul pikiran kriminal lainnya untuk mencari solusi yaitu dengan
jalan membunuh orang tersebut agar hilang saksinya.
hal ini akan semakin meningkat dan meningkat lagi (escalates)
hingga kemungkinan besar menjadi kebiasaan dan menjadi serentetan
kejadian yang berulang (berseri).
Contoh lainnya, orang yang kelebihan nafsu sex-nya atau hypersex, lalu
dengan logika idola pada seseorang, maka orang tersebut cenderung
juga melakukan teror pada orang yang disukainya, bahkan sukanya
cenderung membahayakan orang yang dicintai tersebut karena kecemburuan
yang tinggi, yang mungkin akan membawa kematian bagi orang
yang disukainya tersebut.
20. Hobby. Melakukan sesuatu berdasarkan kesukaan untuk relaksasi, kesukaan
berbeda dengan kasih ataupun cinta, kesukaan yang berlebihan
disebut dengan nama kecanduan.
21. Level of Knowledge & Wisdom (tingkatan ilmu pengetahuan & kebijaksanaan).
Tentu saja tidak semua ilmu bisa kita pelajari, tetapi apa yang bisa
kita pelajari dan kita ahli di dalamnya, tentu keilmuan kita saat memulainya
dari tidak bisa menjadi bisa, hingga levelnya tinggi sekali, untuk level
sempurna ini sepertinya tidak akan pernah ada batasnya.
Oleh karena itulah kita belajar dengan tekun, mulai dari melakukannya,
lalu menemukan solusi dari permasalahan, hingga berteori dan perspektif
prediksi kemasa depan seperti apa, bahkan kemungkinan terjadinya
penemuan baru, hal itu dapat kita lakukan bila terus belajar, melaksanakan
apa yang kita ahli dibidangnya, sharing dengan sesama orang yang
punya basic ilmu pengetahuan yang sama dan selalu open mind untuk
mencari solusi pada permasalahan yang ada.
Sebab ada kalanya orang berdiskusi, tetapi kita belum tahu ilmu pengetahuan
tersebut, malah jadinya mempermalukan diri sendiri dan sok tahu,
ada baiknya mendengarkan dan menyerap ilmu pengetahuan tadi.
Dari dasar-dasar alasan (logical base) sebagai argumentasi yang ada tersebut,
maka bisa ditarik kesimpulan lebih cenderung kemanakah seseorang
menggunakan logikanya dalam berdiskusi?.
Jangan bingung antara Landasan Alasan Logika (Logical Base) dan
tehnik logika (Logical Techniques) seperti Rhetoric, Boolean, Presupposition,
Validity, Thesis, Antithesis, Synthesis dan lain-lainnya yang belum saya
sebutkan.
Dan juga jangan bingung dengan Law of Thought (Hukum Pikiran) atau lebih
sering juga disebut dengan Classic Logical Rules (Hukum Logika Klasik)
seperti: Law of identity, Law of noncontradiction, dan Law of excluded middle
itu semua adalah hal yang berbeda dengan Logical Base.
Ada banyak Landasan Logika (Logical Base) yang tidak bakalan bertemu
jika seseorang berdiskusi memecahkan masalah bila alasan logikanya berbeda.
Sebagai contoh, diasumsikan, seseorang yang logikanya berdasarkan
Religi tidak bakalan bisa mendapatkan kesepakatan bila lawan diskusinya
adalah seseorang yang berdasarkan Analisa-Sains ataupun yang berdasarkan
Art & Design.
Tetapi ada juga yang mengkombinasikan beberapa Landasan Logika
(Logical Base) yang saya sebutkan diatas menjadi satu gabungan (synthesis)
tetapi yang juga tidak toleran pada gabungan landasan logika yang lainnya.
Terkecuali salah satunya mulai membuka alasan pola pikir logikanya dan
mulai memahami lawan diskusinya serta benar-benar mau mencari solusi
yang diinginkan.
Satu hal yang paling ditekankan adalah, “Diskusi untuk mencari solusi, bukan
untuk mengalahkan lawan diskusi, agar tidak memalukan diri sendiri karena
kalah dengan argumen orang lain”, atau kalimat lebih sederhananya “Serang
idenya, bukan serang orangnya”.
Lalu siapa yang menentukan sah dan tidaknya hasil dari diskusi yang dilakukan
itu?, itu kembali kepada basic logika (Logical Base) tiap orang yang telah saya
tuliskan, bila logika anda mengatakan bahwa hal itu sah, maka sah-lah dia,
tetapi bila dikonfirmasikan ke orang lain lagi yang belum tentu basic logikanya
sama, maka itu akan jadi benturan walaupun diri kita sudah mengatakan sah,
oleh karena itu solusinya adalah membuka pikirannya untuk menemukan solusi.
Bila tetap ber-basic seperti yang dia inginkan dan tidak terbuka, maka solusi itu
tidak bakalan ada, titik disini adalah basic logika tersebut untuk didisikusikan
mencari solusi, tetapi bukan didebatkan yang tanpa solusi, yang disebut dengan
nama debat kusir, karena tidak mau keluar dari pola pikir yang ada (out of the box).
Dan untuk bisa keluar dari pola pikir basic logikanya (out of the box) itu merupakan
tantangan untuk pikiran kita tersendiri. Mampukah kita?.
Dan biasanya logika akan mengarah untuk mencari titik bahwa tuhan ada
atau tidak ada, itu juga masuk ke exist atau tidak exist, cuma masalahnya
bila si pengikut religi itu merasa tuhan ada tanpa didukung bukti apapun dan
merasa itu suatu logika, maka itulah logikanya dia, dan itu mutlak adanya.
Tetapi benarkah secara exist ada?, nanti dulu, sebab Tuhan ada atau tidak
ada kita belum pernah tahu?, ada hal-hal yang tetap floating (ngambang) tanpa
jawaban, dan itu realita (^_^).
Ada yang menerima itu ada, ada yang menerima itu tidak ada, ada yang
mulai melepaskan dan tidak lagi dipusingkan dengan berpikir “Buat apa dipikirkan
ada atau tidak, yang penting yang ada saja kita perbaiki & doing the best
untuk semuanya”.
Dan disisi lain, apa yang terjadi bila seseorang memegang teguh bahwa
“Yang memenangkan diskusi adalah orang yang cerdas?”. Maka dirinya akan
cenderung mencari kesalahan dan kekurangan orang lain, karena diskusinya
cenderung menyerang pribadi (character atau personality) lawan diskusinya
untuk mencapai kemenangan agar dianggap cerdas, padahal belum tentu.
Hingga bila dia kalah berdiskusi, akan selalu mencari jalan lain untuk mencapai
kemenangan itu, misalnya memfitnah, menghasut dan menggunakan
berbagai cara apapun agar dirinya menang dalam diskusi, termasuk mempermalukan
dan menyerang kepribadian lawan diskusi walaupun sudah tidak
relevan lagi untuk mencari solusi dari permasalahan yang didiskusikan tersebut.
Adakalanya saat setelah memberikan alasan dan orang lain yang diajak
diskusi belum berubah pola pikirnya dan belum bisa keluar dari pola pikirnya
yang lama (out of the box), maka biarkan saja, yang penting kita sudah memberikan
jawaban.
Ada pepatah lama yang mengatakan “Orang bijak tahu saatnya berhenti”,
dan bisa diterapkan dalam berdiskusi, bila memang kita tidak tahu apa yang
kita diskusikan, maka ada baiknya jangan sok tahu, oleh karena itu sebaiknya
berhenti.
Mengapa?, sebab kalau kita tidak bisa “mendefinisikan sesuatu”, maka kita
tidak akan bisa menyelesaikan dan memberi solusi untuk masalah atau sesuatu
yang sedang dibahas itu.
Tetapi ada pepatah lama juga yang mengatakan “Orang bijak tahu saatnya
bermain”, maksudnya, bila kita sudah tahu dan ingin mengajarkan ilmu
pengetahuan tertentu dan berdiskusi dengan orang yang belum tahu, maka
kita bisa membuat diskusi lebih membuat penasaran dan kadang terkesan
menjengkelkan bagi lawan diskusinya.
Bagaimana bila menggabungkan kedua pepatah tadi menjadi satu?, hingga
menjadi “Orang bijak tahu saatnya bermain dan tahu saatnya berhenti”. Tapi
yang perlu diperhatikan adalah sebagian besar mengarah ke komunitas
(Community-Communism), sebagian besar lagi ke Individualitas dan sedikit
sekali ke Unconditional Love (Care to Others-Humanity).
Apakah sosialisme sama dengan care to others?, tidak, sosialisme bisa juga
dari sisi religius, seperti amal, amal sosial untuk yang lain tetapi dengan
pengharapan mendapat surga. Sedangkan Care to Others, membantu yang
lainnya benar-benar tanpa pamrih apapun, benar-benar menolong tanpa
meminta balasan apapun.
Manusia adalah mahluk yang cenderung komunitas, bukan mahluk yang
cenderung sosialis. Manusia cenderung untuk berkerumun mencari teman,
atau berkomunitas pada hal-hal yang sedikit atau banyak persamaannya.
Tujuan kita adalah memperbanyak yang ke Care to Others baik secara
komunitas maupun Individualitas.
==================
Diperlukankah Tuhan?
Dikalangan para Agamis dan Theist, selalu tertanam dikepala para pengikut
nya bahwa “Tuhan Maha Kuasa, Tidak ada yang Mustahil Bagi Tuhan”.
Bila dihadapkan dengan kenyataan, seperti kalimat berikut “Bila Tidak ada
yang Mustahil bagi Tuhan, kenapa tidak membuat Setan atau Iblis menjadi
baik saja?”.
Ada banyak jawaban dari pertanyaan penulis diatas, tetapi sebelum lebih
jauh, mari kita bahas masalah Exist atau Ada dan Not Exist atau tidak ada,
seandainya dianggap ada itu cuma imajinasi saja untuk memudahkan sesuai
dengan tujuan awalnya.
Manusia punya 2 bagian pola fikir utama di otaknya yaitu:
Otak Logika : dimana otak yang berhubungan dengan logika, apapun
basic logikanya yang penulis sebutkan sebelumnya, tetapi
orang awam biasanya bila mengatakan yang berhubungan
dengan logika adalah untuk bidang science seperti Mate-
matika, Fisika, Biologi, Kimia, Astronomi, Quantum Mecha-
nic dan hal-hal exact analisa dan theory lainnya.
Matematika sebagai seni ilmu dasar dari Ilmu perhitungan
sangat diperlukan untuk memudahkan menghitung ilmu-
ilmu lainnya seperti ilmu Fisika yang masih berkembang
ini, Ilmu Biologi, Ilmu Botani yang masih berkembang ini,
otak logika merupakan Metaphor atau kiasan dari “Peng-
gunaan Otak kiri”.
Dan semua ilmu exact lainnya yang memerlukan hitungan
yang memang masih berkembang dan terus berkembang
dan terus berubah!
“Satu-satunya yang abadi di alam ini hanya perubahan itu
sendiri” itu adalah pepatah umum yang selalu dipegang
oleh orang yang mempelajari dan tertarik dengan sains/
science/ ilmu pengetahuan!
Otak Kreasi : Keinginan & Emosi, dimana otak yang berhubungan
dengan ilmu-ilmu Imajiner (Imajinasi/ Fantasi/ Kreasi) dan
Emosi hingga disebut otak Kreasi dan Emosi orang awam
menyebutnya dengan nama “perasaan” atau “hati”, pada-
hal hati tidak bisa berfikir.
Kata “hati” ini hanya Metaphor, atau kiasan dari “Peng-
gunaan Otak kanan”. Otak kreasi ini juga diperlukan untuk
membantu menghitung secara imajiner bagi matematika
yang tidak ada secara real didunia seperti nilai minus,
misalnya –1, nilai minus 1 tidak ada didalam dunia real,
tetapi bisa ada dan bisa dituliskan!
Otak Kreasi dan emosi ini disebut dengan nama Otak
kanan (untuk saat ini sampai diketemukannya lagi pene-
muan baru bila ada) juga sangat diperlukan dalam ber-
karya seni dan sastra seperti mengarang, menggambar,
mencipta lagu, mendisain, dan hal-hal imajiner lainnya!
Dan sisi kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia juga ada,
termasuk juga emosi lainnya seperti Iri, Dengki, Fitnah,
Curang, Bohong, dan emosi-emosi negative lainnya!
Agar kedua Pola Fikir otak kita bisa seimbang (neutral/
balance/ yinyang/ equilibrium) dan mencapai titik maksimal
dalam ilmu pengetahuan (sains/ science), maka harus di-
usahakan agar memenuhi dulu dan memaksimalkan otak
logika (otak kiri) saat mulai dewasa.
Hal ini diperlukan agar otak kanan (otak kreasi & emosi)
tidak berlebihan dalam menilai sesuatu yang berlawanan
dengan nilai hak asasi manusia, persamaan derajat dan
mampu menekan emosi-emosi negative lainnya!
Hingga kita manusia secara individu akan menjadi manusia
yang bijaksana, Mengangkat tinggi hak asasi manusia,
peduli pada individu lainnya, Patuh pada hukum buatan
manusia yang sesuai dengan jamannya!
Nah bagi kita yang sudah terlanjur terlalu berlebihan dalam
berkhayal, hingga sudah sulit membedakan mana yang
imajiner yang disebabkan oleh budaya, adat, tahayul,
mistik, ghaib atau segala kekuatan bohong yang dianggap
nyata dengan menggunakan doa-doa, jampi-jampi, mantra-
mantra dan sejenisnya.
Hingga sulit bagi otak kanan kita untuk membedakan mana
yang real (nyata) dan mana itu imajiner (khayalan/ fantasy/
imajinasi) maka kita perlu belajar lagi untuk membedakan
nya, mari kita mulai dulu dengan istilah dan symbol yang
digunakan dalam ilmu Matematika.
Nyata (real/ exist) secara umum, dimana dan selama tidak ada manipulasi
teknologi didalamnya. Nyata adalah Segala sesuatu, baik benda yang terlihat maupun yang tidak terlihat yang bisa terdeteksi secara sensor tubuh kita
maupun dengan bantuan alat lainnya.
Misalnya:
• Mata bisa melihat benda yang dimaksud.
• Telinga bisa mendengar benda yang dimaksud walaupun tidak bisa
dilihat, diraba, & dibaui.
• Rabaan dengan menggunakan tangan atau bagian tubuh kita lainnya
bisa meraba benda yang dimaksud walaupun tidak bisa dilihat, tidak
bisa didengar dan tidak bisa dicium baunya.
• Pembauan (hidung) bisa mendeteksi keberadaan benda yang di-
maksud walaupun tidak bisa dilihat, tidak bisa didengar dan tidak
bisa diraba.
• Lidah bisa mencicipi cita rasa berbagai Rasa yang dimaksud.
• Menggunakan Alat bantu untuk melihat sesuatu yang belum ter-
deteksi dengan 5 cara awam seperti yang tertulis diatas, misalnya:
Melihat Virus atau benda-benda renik lainnya dengan bantuan Micro-
scope.
Melihat energi dengan detektor Panas, melihat frekwensi dengan
detektor display seperti TV, radio dan alat-alat sejenis lainnya.
Melihat aliran listrik dengan detektor elektron, sensor, dan masih
banyak penemuan lainnya yang akan membuka hal-hal lainnya yang
belum bisa kita deteksi saat ini!.
Imajiner (tidak nyata) secara umum adalah hal-hal yang tidak ada, tidak
nyata (unreal/ not exist) yang ada didunia nyata.
Ketidakadaan dalam dunia nyata disebut dengan simbol 0 (nol/ kosong)!
Nilai nol (0) juga seringkali dipakai sebagai pembatas (sebagai garis batas
imajiner) untuk segala sesuatu dari sesuatu hal dengan hal yang lainnya.
Misalnya batas antara suatu daerah A dengan daerah B, siapa yang me-
nentukan batas ini?. Tentu saja kita sendiri manusia!.
Sedangkan nilai Minus ( - ), digunakan sebagai simbol perumpamaan untuk:
• menandai sesuatu berpindah dari satu tempat ketempat lainnya.
• atau dari sesuatu yang ada lalu dimakan hingga habis.
• atau perpindahan-perubahan suhu dari panas ke dingin.
• atau dari sesuatu yang ada lalu menguap hancur menjadi particle.
• atau dari sesuatu melewati garis batas dari suatu area ke area lainnya.
• atau dari segala sesuatu yang dianggap lengkap/ ada menjadi tidak
seperti sebelumnya.
Matematika adalah perhitungan yang timbul sebagai symbol dari fikiran
dan kata-kata, tetapi terkadang symbol Matematika saja tidak cukup,
hingga diperlukan tambahan kata-kata juga sebagai penjelasan infor-
masinya.
Banyak hal yang tidak cukup hanya dijelaskan dengan Matematika dan
Fisika, untuk melengkapinya, diperlukan kata-kata sebagai penjelasan
nya!.
misal:
Didalam kamar A ada 8 buah Apel dan dikamar B ada 2 apel, bila di
kamar A dipindahkan 4 apel ke kamar B maka bisa disimpulkan 8 Apel
di kamar A – 4 Apel di kamar A yang dipindahkan ke kamar B = Tersisa
4 apel di kamar A dan di kamar B bertambah 4 Apel dari kamar A.
Hingga total Apel di kamar B sekarang adalah 4 apel yang berasal dari
kamar A + 2 Apel yang asli berasal dari Kamar B, hingga total Apel di
Kamar B sekarang berjumlah 6 Apel.
Tetapi seringkali didunia Matematika hal-hal seperti tersebut diatas
tidak disebutkan hingga hanya berupa hitungan saja tanpa ada ke-
jadian sebagai penjelasan sebagai alat bantu untuk memudahkan
dalam perhitungan.
Hingga yang muncul untuk melatih kemampuan hitungan Matematika
salah satunya adalah cabang Arithmetic (aritmatika) yang kita pelajari
hanya muncul seperti ini: (8 – 4) +2 = 6.
Selama untuk hitungan seperti diatas saja memang tidak akan menimbulkan masalah, tetapi akan menjadi membingungkan bila kita memasuki hitungan
seperti berikut:
(-1) + (-1) = - 2, benarkah?.
Bagaimana bisa benar?.
Jangankan –1, nilai nol saja didunia nyata artinya “tidak ada”.
Atau permainan persamaan X = Y
Misalnya:
X+Y = X + Y
Karena X = Y, maka hal diatas bisa dituliskan X + X = X + X
Hal ini bisa dilakukan dalam dunia imajiner matematika, tetapi benar-
kah demikian dalam dunia nyata?
Dalam dunia nyata X adalah X tidak bisa disamakan ataupun dianalogi-
kan sebagai Y, karena hal tersebut bisa membingungkan bagi yang
kurang faham antara dunia nyata (real/ fakta/ empriris) dengan dunia
imajiner.
Contoh lagi analogi matematika berikut:
A = B
B = A
B = C
C = A
Maka A + B + C = A + A + A
Atau = B + B + B
Atau = C + C + C
Dalam dunia imajiner hal itu bisa terjadi, tetapi dalam dunia nyata
benarkah ?.
A = B?
Tentu saja tidak!. Berarti boleh dong kalau seperti ini?.
Pembaca = Superhero
Pembaca = Tuhan
Superhero = Tuhan
Boleh saja, karena itu analogi, tetapi benarkah demikian?.
Tentu saja tidak!. Tetapi didalam dunia imajiner kalkulasi Matematika
itu bisa terjadi dan dianggap benar!.
Padahal didalam dunia nyata hal itu tidak mungkin terjadi dan di-
anggap tidak benar!.
Lalu bisakah hal-hal yang tidak ada (imajiner) itu dituliskan?.
Tentu saja bisa!.
Misalnya:
• Angka 0 tidak ada, tetapi bisa dituliskan!.
• Angka minus 1 atau –1, tidak ada didunia nyata, tetapi bisa ditulis
kan/ disymbolkan!.
* Angka –2 tidak ada didunia nyata, tetapi bisa dituliskan, demikian
juga angka-angka minus lainnya, tetapi angka imajiner tersebut bisa
berguna dalam membantu menghitung dalam bidang matematika,
fisika, dan ilmu-ilmu exact lainnya!.
• Nol besar tidak ada, sebab 0 adalah nol, tidak ada besar dan kecil,
tetapi bisa dituliskan.
• - 0 (minus nol) adakah?. Tidak ada, sebab 0 adalah netral, tidak ada
nol itu minus, yang ada hanya 0, dan jika dituliskan,0000000000001-
pun tidak bisa disebut dengan nama –0, sebab 0 tidak punya nilai
plus ataupun minus!.
• 0 + (nol plus) adakah?. Tidak ada, sebab 0 adalah netral, tidak ada
nol plus, namun bila ada, lalu nilai 0 itu sendiri apa? Sebab secara
logika 0 secara otomatis pasti netral, bukan minus ataupun plus.
Dan jika dituliskan 0,00000000000000000000000001-pun tidak bisa
disebut dengan nama 0+, sebab 0 tidak punya nilai plus ataupun
minus!.
Atau secara sederhana disebut dengan symbol ambang/ batas netral
imajiner.
Tetapi yang ada hanyalah kata-kata seperti ini “mendekati nol”, baik
nilainya negative atau positive disesuaikan dengan kebutuhan.
Bukankah nilai 0 berguna untuk angka 10, 100 dan lainnya? Memang
benar, tetapi nol itu hanya sebagai lambang, oleh karena itu bebera-
pa budaya tidak menyebut angka 1 dan 0 untuk angka “10” tetapi
dengan symbol “X” atau kata “Sepuluh”, “Ten” atau lainnya sesuai
dengan bahasa dan budaya tertentu.
* Superhero adakah?. Tidak ada di alam nyata untuk saat ini, sampai
ada para mutant yang mau menjadi superhero muncul (^_^). Tetapi
mereka ada di alam imajiner, bahkan bisa dituliskan namanya, bisa
digambar dan bahkan bisa dibuat filmnya!.
Matematika menjadi membingungkan bila hanya mengandalkan
hitungan Imajiner Matematika dan Komputer TANPA alat bantu
acuan alam nyata walaupun penjelasan itu cuma sebagai perumpa-
maan saja!.
Sebab ada banyak hal yang tidak cukup bila hanya menggunakan
symbol Matematika, untuk melengkapinya diperlukan kata-kata.
0:0=?
Coba check kalkulator elektronik ataupun kalkulataur komputer yang kita
punya, maka 0 : 0 = error, atau mungkin muncul kata “result of function is
undefine”
Bahkan beberapa orang secara mantap menyebutnya 0 : 0 = infinite/ tak
terbatas, benarkah?
Jawaban atau solusinya:
Sudah saya jelaskan semula bahwa hitungan Matematika diperlukan untuk
membantu kita dalam kehidupan tetapi bukan untuk membingungkan kita!
Semua hal yang ada didunia secara real/ exist maupun buatan secara khayal
bisa menggunakan hitungan Matematika sebagai alat bantu memecahkan
masalah, namun tentu saja disesuaikan keperluannya dengan analisa
Matematika yang sesuai dengan bidangnya, sebab bila salah penerapan,
maka salah pula hasilnya.
Sekarang kita selesaikan masalah diatas dengan mengumpamakan dengan
membagi buah apel di alam nyata!
• Saya punya 3 buah apel, saya bagikan 3 buah apel tersebut ke tiga orang
yang bernama A, Bernama B, dan Bernama C, maka hitungan bantu
matematikanya adalah:
3 buah Apel : 3 Orang = Tak Tersisa Buat Saya. Dan setiap orang yang
saya bagi mendapat satu buah Apel!.
• Saya punya 2 buah apel, saya bagikan apel-apel tersebut ke dua orang
yang bernama A, Bernama B, maka hitungan bantu matematikanya adalah:
2 buah Apel : 2 Orang = Tak Tersisa Buat Saya.
Dan setiap orang yang saya bagi mendapat satu buah Apel!.
• Saya punya 1 buah apel, saya bagikan 1 buah apel tersebut ke satu orang
yang bernama A, maka hitungan bantu matematikanya adalah:
1 buah Apel:1 Orang = Tak Tersisa Buat Saya.
Dan orang yang saya bagi mendapat satu buah Apel!.
Saya tidak punya buah apel, karena saya tidak punya Apel maka saya
tidak membagikannya kesiapapun, maka hitungan bantu matematikanya
adalah:
0 buah Apel : 0 Orang = tidak ada yang bisa dibagi.
Sebab saya tidak punya apa-apa dan saya tidak membagikan apapun ke
siapapun!.
Artinya 0 : 0 = 0, atau justru secara tegas bisa dikatakan “nol tidak bisa
dibagi dengan nol/ zero unable divided by zero”.
Mengapa kita bisa menyelesaikan masalah Matematika yang rumit itu dimana
kalkulator dan komputerpun belum bisa melakukannya?.
Kini bisakah kita menyelesaikannya?.
1+1 = 10
Jawabnya tidak bisa!.
Mengapa?.
Sebab ada “info lain” yang belum dimasukan, atau istilahnya “insufficient
data”, data belum cukup!, harusnya ada tambahan, seperti:
1 unit setara dengan 5 sub unit,
misalnya:
1 ufo memuat 5 alien, maka:
1+1 = 2
karena 1 unit sama dengan 5, maka:
1 (5) + 1 (5) = 2 (5)
5 + 5 = 10
Tetapi tetap tidak bisa 1+1=10, mengapa?.
Sebab berupa barang bukan mahluk hidup, aturan penjumlahannya
adalah:
Unit + Unit = Total Unit
bukan Unit + Unit = Total sub Unit
Dan Anomali terjadi bila Hitungan diterapkan di mahluk hidup, misal
nya:
1 babi Jantan + 1 babi betina = 8 Anak babi
Matematika tidak bisa di buat akal-akalan, matematika akal-akalan agar jadi
jelas harus ada “info tambahan sebagai pelengkapnya”.
Hingga tidak ada lagi tulisan masalah matematika seperti ini:
4+5=11
Sebab masalah matematika itu belum lengkap, dan perlu tambahan data,
dan bila dijawab, maka “pasti” akan menimbulkan pertengkaran, sebab
“kemungkinannya” lebih dari satu jawaban!.
Pintarkah yang memberi soal matematika ini? jawabnya, tidak, tetapi tukang
bikin bingung dan semaunya sendiri “iya”.
Nah karena kita manusia, bukan komputer yang hanya menggunakan hitung-
an exact, kita bisa menggunakan alat bantu di alam nyata dan mengguna-
kannya seolah-olah nyata di alam imajiner, dan kalkulator serta komputer
belum bisa menggunakan alat bantu itu!
Bisakah suatu saat?. Tentu saja bisa bila teknologi kita sudah maju!.
fisika, quantum mechanic &
nilai-nilai imajiner!
Dalam hitungan Fisika, ataupun Quantum Mechanic dan Ilmu-ilmu sejenis
yang memerlukannya, kita akan menemukan hal yang berbeda dengan
hitungan Matematika pada umumnya, mengapa berbeda?
Atom mempunyai 3 tahap muatan vibrasi energi yaitu:
1. Electron, bermuatan negative dan diberi simbol ion Negative, ion nega-
tive ini sangat powerful, karena dengan berpindahnya secara aktif ion
negative ke ion positive lalu melompat lagi ke ion lainnya akan menimbul-
kan vibrasi energi.
Kata Electric berasal dari kata electron, hingga bahkan menjadi kata elec-
tricity atau listrik dalam bahasa Indonesia kita. Electron ini mampu meng-
hasilkan energi listrik yang bila kita bisa memanipulasinya sedemikian
rupa.
Energi listrik bisa kita dapatkan dari atom apapun dan sumber energi
apapun:
• Seperti memanfaatkan aliran air/ angin dan menggunakan turbin air/
angin untuk menghasilkan vibrasi dan pergerakan electron yang akan
menghasilkan energi listrik.
• Seperti memanfaatkan ion electron atom Hydrogen disimpan dalam
Batery Hyfrogen (Fuelcell) maka vibrasi dan pergerakan electron
yang akan menghasilkan energi listrik.
• Seperti memanfaatkan ion electron atom-atom lainnya yang dikenal
maupun yang belum dikenal lainnya guna menghasilkan vibrasi dan
pergerakan electron yang menghasilkan energi listrik.
2. Proton, atau disebut juga dengan nama dengan Positron, artinya Positive
Electron bermuatan positive dan diberi simbol ion Positive.
3. Neutron, bermuatan netral (balance/ seimbang) dan disimbolkan dengan
nilai 0, nilai balance ini berasal dari keharmonisan ion Elektron yang ber-
muatan negative dengan ion proton yang bermuatan Positive.
Diumpamakan ion-ion tersebut bila dibesarkan sebesar bola kaki, maka
ion muatan negative itu sebenarnya ada di alam nyata, jadi bukannya tidak
ada seperti di hitungan Matematika, mengapa?
Karena hanya muatannya saja yang diberi simbol negative (elektron).
Karena nilai ion Balance (netral) yang mempunyai simbol angka nol (0) ini
maka sebenarnya muatan ion dengan nilai 0 (kosong) itu sebenarnya tidak
kosong seperti dalam dunia matematika, karena nilai nol sebenarnya memuat
ion negative dan ion positive yang saling harmoni menyeimbangkan!
Hingga dalam dunia fisika atau sejenisnya, 0 : 0 = memang hasilnya tidak
terbatas dan tergantung kondisi yang ada!
Mengapa bisa begitu?
Sebab kita belum tahu berapa banyak sesungguhnya ion netral (0) yang ada
didalam sekumpulan atom yang sedang dihitung muatannya tersebut!
Lalu bagaimana kita akan tahu hasilnya? Setelah diteliti berapa nilai muatan
ionnya, maka kita bisa tahu hasilnya!
Misalnya mungkin saja nilai ion yang seimbang itu ternyata jumlah atom yang
di awal memuat 8 ion harmoni netral dan atom yang kedua memuat 2 ion
harmoni netral, maka bisa dilihat 8 ion : 2 ion = 4 ion netral yang harmoni.
Dan nilai minus, menunjukkan muatan ion electron, misalnya –8, maka atom
tersebut mempunyai muatan ion negative 8.
Jadi solusi dan kesimpulannya!
Ternyata kalkulasi Matematika digunakan untuk banyak tujuan salah satunya
Matematika ekonomi, Matematika Fisika, dan Matematika untuk masalah
lainnya yang belum saya sebutkan.
0 : 0 = 0, dalam hitungan Matematika Aritmatika Umum, dan jangan diguna-
kan untuk hitungan untuk Matematika Fisika.
0 : 0 =∞, infinite, sesuai dengan kondisi yang ada, dan ingat ini dalam
hitungan Fisika, Quantum Mechanic dan Ilmu lain sejenisnya
tetapi tidak digunakan untuk hitungan Aritmatika Umum!
real mana manusia dengan Tuhan?
Manusia adalah nyata (ada/ real/ exist) maka kita harus saling membantu
sesama manusia (care to others), utamakan hak asasi manusia, utamakan
persamaan derajat pria dan wanita (Gender Equality).
Junjung tinggi hukum manusia agar kita tidak melanggar hak-hak kemanu-siaan individu manusia lainnya dan itulah gunanya hukum yang sesuai
dengan jamannya!.
“Tujuan Hidup adalah bertahan Hidup, oleh karena itu, kita bantu orang lain
juga agar bisa bertahan hidup”.
Tuhan dalam ilmu pengetahuan?.
Di ilmu pengetahuan Tuhan adalah belum bisa dibuktikan ada atau tidak,
bahkan science cenderung mengabaikan dan bisa disebut imajiner.
Mengapa?.
Bila kita mengutamakan Tuhan yang belum tentu ada atau Imajiner, maka
kita cenderung (akan selalu) mementingkan Kepentingan Kita sendiri atas
nama Tuhan!. Dan tidak peduli dengan manusia (yang jelas-jelas ada/ real)
dan pasti mereka pengikut yang percaya Tuhan akan cenderung menjadi
pelanggar nilai-nilai hak asasi manusia, oleh karena itu sebaiknya “Tuhan
tidak ada”, agar nama Tuhan tidak dimanfaatkan.
Seperti memanfaatkan Tuhan untuk:
• Membuat Agama Baru ataupun Meneruskan agama yang ada dengan
mengatakan kepada manusia lainnya sebagai Penerus Nabi sebelumnya
(Nabi sebelumnya?. Apakah ada?) dan menciptakan perpecahan baru yang
akan menimbulkan banyak pertumpahan darah di masa sekarang maupun
di masa depan!
Persis seperti yang pernah dilakukan oleh agama-agama yang sebelum-
nya, begitu banyak pertumpahan darah yang disebabkan oleh agama dari
dulu hingga sekarang, lalu mau nambah lagi?.
Padahal orang-orang dulu yang mengaku sebagai nabi sebenarnya “mung-
kin” cuma “bertahan hidup” dengan caranya sendiri di masa itu, bertahan
hidup dari kekuasaan raja yang absolut dan semena-mena pada rakyat.
Nah untuk menakuti raja yang demikian, maka diciptakanlah oleh manusia
kekuatan lain yang keberadaannya tidak jelas ada atau tidak, yaitu Tuhan!.
Yang akhirnya Tuhan tadi kegunaannya untuk memanipulasi diri sendiri
maupun orang lain, seperti:
• Membenarkan dirinya sendiri atas segala perbuatan jahatnya yang melang-
gar hukum demi kebaikan atas nama Tuhan dan agamanya selama itu
untuk kepentingan Tuhan dan agamanya, apapun halal!
Terutama digunakan untuk memfitnah orang-orang yang menghalangi
jalannya, yang tidak percaya pada Tuhan dan tidak menyembah Tuhannya,
maka mereka halal dibunuh!.
Ada banyak Tuhan di masa lalu seperti Zeus, Odin, Sheeva, Brahma,
Marduk, Neptunes & mungkin ribuan atau jutaan Tuhan lagi yang namanya
tidak dikenal di zaman ini.
• Mengutamakan Agama dan Tuhan daripada kemanusiaan, hingga sangat
umum ada pepatah dikalangan para agamis, yaitu “Kau boleh merendah-
kanku, boleh merendahkan orang tuaku, tetapi jangan pernah merendah-
kan agama dan Tuhanku, karena itu aku akan membunuhmu!”
• Sangat bertolak belakang dengan penjunjung tinggi hak asasi manusia yang
cenderung punya pepatah “kau boleh merendahkanku, tetapi jangan
pernah merendahkan orang tuaku, jangan pernah merendahkan ibuku,
jangan pernah merendahkan Ayahku, karena itu aku akan menuntutmu
secara hukum!”
• Menyalahkan orang lain dan mengalahkannya dengan memanfaatkan
massa pengikutnya untuk membunuh orang yang tidak sependapat
dengannya, dengan mengatakan orang-orang tersebut adalah musuh
Tuhan, musuh agama dan penganut setan, maka halal untuk dibunuh dan
siapa yang berhasil membunuh orang-orang tersebut akan mendapatkan
surga!.
• Kalah Pintar lalu agar tidak terlihat bodoh akan mengatakan “memang
begitulah Tuhan menciptakan” atau membalik pernyataan orang yang
cerdas tadi dengan pertanyaan, sebab dia sendiri tidak faham lalu agar
tidak ketahuan bahwa dia bodoh, maka dia menggunakan trik tersebut lalu
merasa menang dan merasa berhasil mengalahkan lawannya yang lebih
pintar tadi. Kemenangan semu, tetapi begitulah sifat kebanyakan orang
agamis/ theist.
Mencari kambing Hitam dan Selalu menunjukkan dirinya tidak bersalah,
selalu bersih dengan berdalih setan yang dikutuk Tuhan-lah pelakunya atau
sikap Munafik, dan sikap tersebut tercermin dalam perilaku mereka seperti:
• Saya mau, tetapi saya tidak mau orang lain melihat saya, karena saya
orang yang bersih menurut agama, tetapi bila ketahuan alasannya saya
melakukannya karena setan yang membisikiku, saya tidak sadar dan saya
tidak bersalah.
• Saya membunuh karena setan yang membisikiku, saya tidak sadar dan
saya tidak bersalah.
• Saya memperkosa karena setan yang membisikiku, saya tidak sadar dan
saya tidak bersalah.
• Saya menipu karena setan yang membisikiku, saya tidak sadar dan saya
tidak bersalah.
• Saya korupsi dan menerima suap karena setan yang membisikiku, saya
tidak sadar dan saya tidak bersalah, sedangkan korupsi dan menerima
suap tidak ada dalam larangan agama, haaalaaal.
• Saya menjual narkoba (drugs) karena karena setan yang membisikiku,
saya tidak sadar dan saya tidak bersalah, sedangkan jualan narkoba tidak
ada dalam larangan agama, haaalaal.
• Saya merampok dan merampas harta orang lain yang bukan milik sendiri
karena setan yang membisikiku, saya tidak sadar dan saya tidak bersalah.
• Saya memfitnah dan iri dengki dengan kecerdasannya karena setan yang
membisikiku, saya tidak sadar dan saya tidak bersalah.
• Saya mengklaim hasil kerja orang lain karena setan yang membisikiku,
saya tidak sadar dan saya tidak bersalah.
• Saya merasa difitnah orang, maka saya bunuh dia, dan saya merasa
benar, sebab fitnah lebih kejam dari pembunuhan, maka balasan yang
tepat adalah dengan membunuhnya, karena itu ajaran aliran agama saya.
• Saya mendiskriminasi orang tersebut karena agamanya beda atau tidak
beragama, maka gajinya saya kurangi, tidak sebanyak dengan yang se-
agama seperti agama saya, walaupun kerjanya dia lebih bagus dan lebih
berat.
Tetapi karena tidak sefaham dengan saya, maka tentu saja saya bisa ber-
buat semaunya pada dia, sebab bagi agama dan Tuhan saya, dia termasuk
orang yang masuk neraka, jadi percuma juga dibantu!.
• Saya banyak melakukan banyak kejahatan dan melanggar hukum lainnya
karena setan yang membisikiku, saya tidak sadar dan saya tidak bersalah.
• Saya kalah hebat, saya kalah kuat, saya kalah kaya, saya kalah cerdas,
saya kalah terampil, ijasah saya kalah tinggi, dan saya kalah segalanya
oleh orang itu yang disana!.
Maka kufitnah dia dan kuhasut warga bahwa dia melakukan pemujaan dan
berkawan dengan setan hingga orang yang disana itu jadi berhasil, maka
dengan suka rela warga akan membunuh sainganku tersebut tanpa aku
bersusah payah, nikmatnya memanfaatkan nama Tuhan!. Terima kasih
Tuhan!.
menyalahkan diri sendiri karena merasa
kurang beribadah pada Tuhan!
• Begitu banyak bencana transportasi yang terjadi di suatu negara, lalu para
pemuka agamis bilang “kita harus kembali pada Tuhan, ini hukuman
Tuhan”, Tuhan menghukum? He he he.
Padahal itu menunjukkan betapa bodohnya rakyat suatu negara dan
pemerintahannya, hingga negara tersebut hingga mampunya cuma bisa
membeli barang bekas yang telah digunakan berpuluh-puluh tahun dari
negara lain seperti pesawat udara, kapal laut, kereta dan alat-alat angkutan
umum lainnya.
Sudah saatnya negara, pemerintahan dan rakyat negara tersebut mulai
memproduksi sendiri alat-alat transportasi dari yang termudah dulu seperti
sepeda Roda dua, Sepeda motor lalu ke hal yang lebih besar lainnya,
dengan menirunya (copy - molding, reverse engineering) dulu, agar tidak
terkena hak cipta karena meniru design misalnya, maka diubah (redesign)
agar tidak terlalu mirip tetapi dengan fungsi yang sama.
• Begitu banyak bencana alam seperti banjir, tanah longsor, gunung meletus,
gempa bumi, tsunami dan bencana-bencana alam lainnya, lalu para pemu-
ka agamis bilang “kita harus kembali pada Tuhan, ini hukuman Tuhan”,
Tuhan menghukum? He he he.
Padahal itu menunjukkan betapa bodohnya warga negara tersebut, karena
tidak tahu bahwa kita tinggal di daerah tropis yang memang rawan Tsunami
karena kita negara kepulauan dimana lebih banyak lautnya.
Ada beberapa negara yang memang tinggal didaerah barisan pertemuan 3
lempeng gempa tektonik (tanah) yang membuat negara tersebut sering
gempa.
Ada beberapa negara yang memang tinggal didaerah barisan gunung
Volcano yang paling active didunia hingga tidak heran banyak gunung
meletus.
Beberapa warga negara yang kaya akan hutannya, lalu mereka terlalu
banyak menjual pohon-pohon dan menebang hutan untuk kepentingan
perumahan, kertas, export dan hal-hal lainnya, pengaturan irigasi kota dan
desa yang buruk, tidak memanage agar sungai-sungai dikeruk dan diper-
dalam, membuang sampah sembarangan ke sungai.
Maka secara cepat atau lambat akan membuat tanah longsor, banjir dan
penyakit atau karena Pemanasan Global, maka permukaan laut naik sebab
es di kedua kutub bumi mencair hingga banyak pulau kecil tenggelam dan
pulau besar mulai menciut.
• Memegang teguh pepatah “Tuhan tidak akan memberi cobaan kepada kita
bila kita tidak akan kuat menahannya.
”Tuhan memberi cobaan? Darimana kita tahu kita kuat jika kita sudah mati?
atau hal “manusia tidak bisa ketemu Tuhan saat hidup dan saat matipun
sebab kita hanya manusia” lalu dimana letak “Maha Kuasa (Omnipotent)”-
nya Tuhan?.
• Menjadikan Ketuhanan dan agama menjadi yang paling utama dalam
kehidupan bernegara, hingga negara tersebut lebih banyak kekacuan
karena agama, rakyat dan pemerintahannya cenderung meninggalkan
teknologi karena percaya kekuatan Tuhan, hingga negaranya menjadi
cenderung terbelakang dan tidak berkembang, hingga cenderung menjadi
negara yang miskin dan banyak peperangan karena agama.
Maka sudah saatnya menggeser Ketuhanan dan keagamaan dihilangkan
dalam urusan negara dan diserahkan sepenuhnya pada rakyatnya, hingga
negara tidak lagi mengurusi hal-hal yang sebenarnya urusan pribadi dari-
pada urusan negara.
Hingga negara mulai fokus pada seni yang kuat yang menjadi ciri khas
negara tersebut, bisnis seni dan pariwisata yang bagus, maka tanpa teknolo-
gipun orang akan berdatangan, tetapi bila mulai merintis teknologi secara basic dulu lalu perlahan yang canggih juga OK, kalau sudah lebih pintar bisa melakukan research di bidang teknologi atau apapun, maka cepat atau
lambat negara dan rakyatnya akan pintar dan makmur.
merasa tidak diterima Tuhan, merasa tidak
akan mendapat surga dan merasa pasti
bakalan masuk neraka
Awalnya melakukan perbuatan kecil yang merasa di laknat agama seperti
onani, masturbasi, mengintip dan hal-hal kecil lainnya yang sebenarnya tidak
melanggar hukum.
Tetapi dianggap sudah melakukan dosa dalam agama dan hina dimata
Tuhan, maka akan muncul pola fikir “daripada melakukan hal-hal kecil tetapi berdosa dan akhirnya juga masuk neraka, maka lebih baik melakukan
kejahatan besar sekalian, toh sama-sama dosanya dan sama-sama masuk
nerakanya”
Akhirnya kejahatan melanggar hukum yang dilakukannya semakin lama
semakin meningkat levelnya, dan karena merasa sudah tidak ada turning
point (titik balik) untuk menjadi baik versi agama, maka orang ini akan se-
makin kejam dan kejam saja!
contoh:
Seorang wanita melakukan hubungan seksual dengan pasangan cowoknya
diluar pernikahan resmi yang disahkan agama. Maka merasa bersalah,
apalagi kemudian hamil, maka dirinya akan malu!
Sangat malu, sebab agama melarang perbuatan ini, dan anak yang lahir
akan dianggap sebagai anak haram!. Padahal orang-orang mengenal cewek
ini sebagai cewek yang taat beragama, lalu kenapa sampai hamil?.
Maka muncul dikepalanya si cewek tadi, bagaimana cara dan usaha untuk
menggugurkan kandungan, agar orang tidak tahu kalau dia hamil.
Akhirnya, dia mencari dan menemui ahli pengguguran kandungan, entah
dokter, entah suster, entah tenaga medis lainnya yang dianggap bisa meng-
gugurkan kandungan.
Usahanya berhasil, anak yang masih dalam kandungan dengan usia bebe-
rapa minggu atau bulan itu berhasil digugurkan untuk menyelamatkan “harga
dirinya” dari malu agama yang akan terjadi!.
Namun bila ternyata cewek tersebut dan pasangannya tidak punya uang untuk biaya pengguguran. Akhirnya si cewek ditinggalkan cowoknya yang
ketakutan karena malu akan dicemooh oleh-oleh orang-orang beragama
nantinya.
Dan tinggalah si cewek yang merana menghadapinya sendiri dengan fikiran kalut. Sedang dia jauh dari orang tuanya. Akhirnya si anak lahir dan karena merasa malu akan dicemooh oleh orang-orang beragama dan anak yang
lahir ini adalah anak haram tak layak untuk hidup.
Maka dibunuhlah anak yang baru lahir itu, lalu disembunyikan agar orang tidak tahu, maka dirinya akan selamat dari cemoohan orang beragama dan
dirinya akan tetap bersih dimata mereka.
Maka kini kita lihat dari sisi kemanusiaan:
• Seks selama dilakukan senang sama senang tidak ada paksaan didalam-
nya dan yang melakukannya sudah dewasa, adalah perbuatan manusia
yang tidak melanggar hukum.
Nafsu Seks tidak untuk dihilangkan, tetapi dikendalikan, sebab tanpa nafsu
Seks dan alat kelamin, manusia tidak akan tertarik dan tidak bisa untuk
membuat keturunan.
Berapa banyak dan berapa kali pornography baik berupa gambar maupun
video yang mampu mencegah terjadinya pemerkosaan?
Sebab tanpa melihat gambar dan video pornopun, seorang remaja yang
sudah matang secara seksual akan menjadi penuh kantong spermanya
(bila pria) pada saat tertentu, nah kebanyakan pemerkosaan disebabkan
oleh para pria.
Pria ini akan menggagalkan pemerkosaan yang akan dilakukannya bila dia
telah melihat gambar dan video porno hingga solo Seks (onani), hingga
nafsunya telah teredam sebelum turun ke jalanan dan mencari mangsa
wanita yang sedang sial untuk diperkosa karena nafsu Seks yang tidak
tersalurkan lewat gambar dan video porno?!.
Apa hukuman bagi pemerkosa?.
Hukuman mati? hukuman mati tidak sesuai dengan Hak Asasi Manusia.
Dan hukuman mati membawa masalah baru, sebab si pemerkosa pasti
akan membunuh korbannya sebab tidak ingin ketahuan dan akhirnya
malah dirinya dihukum mati.
Dan tentu saja si orang tua yang kehilangan anaknya pasti berfikir “lebih
baik anak saya hidup walaupun telah diperkosa, sebab dengan dibawa ke
area baru lagi. Orang lain pun tidak bakalan tahu dia telah diperkosa, yang
penting dia masih hidup dan bisa kami peluk sampai saat ini daripada mati
karena dibunuh dan mati sia-sia oleh pemerkosa yang ingin menghilangkan
jejak!”
Makan dan minumpun bila tanpa nafsu, maka semua makanan menjadi
tidak enak. Bekerja tanpa nafsu ambisi (cita-cita) untuk maju, berkompetisi
dan berprestasi secara fair juga menjadi malas!.
Nafsu tidak untuk dihilangkan, tetapi perlu di-manage, sebab nafsu itulah
yang membuat kehidupan menjadi lebih indah dan menyenangkan!.
Melakukan Seks sendiri (solo Seks ) seperti Onani, masturbasi, memakai
alat vibrator tidak melanggar hukum dan baik untuk mental dan kesehatan,
daripada ke tempat pelacuran atau memperkosa!.
Bila berpacaran dan belum siap untuk punya keturunan, ada baiknya
secara cerdas memakai alat kontrasepsi (birth control) seperti kondom, pil
dan sejenisnya.
Hal ini diperlukan agar si wanita tidak hamil, bila hamil dan belum siap,
maka akan membawa ke salah satu perbuatan melanggar hukum, yaitu
mengugurkan kandungan. Cerdas dan Siaplah dalam berhubungan
seksual!.
Dan juga hamil saat masih muda, mengakibatkan sedikit atau banyak akan
merusak cita-cita, dan membuat masa depan menjadi lebih berat.
Hubungan sesama jenis tidak bisa disalahkan bila atas dasar suka sama
suka, dan hubungan seperti ini tidak melanggar hukum, sebab secara
genetic, yaitu gen-gen pembawa sifat dan fisik mungkin telah termutasi.
Hingga bisanya suka (horny) dan nafsu hanya kepada sesama jenis bukan
lain jenis!
Tetapi memang bila terlalu banyak yang suka dengan sesama jenis, maka
populasi manusia akan turun, dan ini akan membahayakan populasi
manusia itu sendiri, paling tidak pasangan yang sesama jenis tidak bisa
membuat keturunan, kecuali bila teknologi cloning secara biologi atau
secara fisika sudah bisa dilakukan, maka hal tersebut tidak jadi masalah.
Bila melihat dari sisi Tuhan, kenapa para homoseksual yang sudah dicipta-
kan Tuhan, lalu Tuhan yang plin-plan ini menghancurkan mereka?, seperti
di cerita Sodom dan Gomora?, bahkan mengutuk perbuatan mereka, apa
waktu mencipta Tuhan tidak memikirkannya lebih jauh?.
Lalu bicara tentang pelacuran. Pelacuran muncul karena diperlukan bagi
orang yang kurang puas dengan kebutuhan seks yang didapat dari
pasangannya. Dan dengan adanya pelacuran ini, maka bisa terhindarkan
adanya pemerkosaan!.
Atau justru pelacuran digunakan untuk mengendalikan dan memperlambat
populasi penyakit kelamin dan penyakit kotor lainnya disatu tempat sebab
bila tidak ada tempat khusus (lokasisasi) pelacuran, maka penyakit bisa
menyebar tanpa kontrol ke masyarakat luas dan sulit untuk dikontrol dan
dikendalikan untuk penyembuhannya!.
• “Tujuan hidup adalah bertahan hidup, dan bantu orang lain juga untuk
bertahan hidup” maka walaupun hamil, tidak apa-apa, lindungi calon anak
yang ada dalam tubuh sampai lahir dan pelihara sampai besar.
Tidak perlu merasa malu hamil diluar nikah, hamil diluar nikah tidak me-
langgar hukum!, yang melanggar hukum adalah membuang anak yang
dilahirkan, apalagi membunuhnya!.
• Karena merasa malu dan merasa akan dicemooh oleh orang sekitar, maka
ada baiknya mencari tempat baru yang lain.
Tempat baru masih luas, daripada akhirnya melakukan kejahatan dan
melanggar hukum, pilihan ini adalah yang terbaik. Bila ditanya, itu anak
siapa, jawab saja anak suami saya.
Dan bila ada yang masih terus bertanya, suaminya mana, jawab saja
sudah menceraikan saya, sebab saya kawin siri (dalam versi islam).
Kawin siri adalah nikah tanpa bukti surat-surat, maka masalah kita selesai
tanpa melakukan kejahatan dengan membunuh anak, atau bahkan meng-
gugur kan kandungan anak yang dikandung tersebut, sebab itu melanggar
hukum!.
• Yang harus jadi pegangan adalah, hal-hal yang dianggap sangat hina oleh
agama belum tentu disebut perbuatan melanggar hukum!.
Orang Humanitarian, Atheist & Agnostic adalah orang yang patuh pada
hukum negara yang pro Hak Asasi Manusia!.
membisniskan agama & menjadi
peminta-minta atas nama agama
Banyak hal yang dilakukan oleh para agamis berdalih untuk melakukan tindakan ini, dan merasa benar karena begitulah yang dikatakan oleh Tuhan dan
nabi mereka, seperti:
1. Para fakir miskin ajaran agama tertentu punya hak minimal 2,5% dari
harta si Kaya hingga di hari-hari keagamaan tertentu mereka berbondong,
bahkan menghadang si Kaya karena merasa punya hak kekayaan atas si
Kaya, bila tidak diberi oleh si kaya, maka mungkin saja terjadi tindakan
perampasan dengan berdalih “didalam kekayaannya ada hak kami!”
Benarkah?. Tentu saja tidak, si kaya bisa kaya karena berusaha sendiri,
mau minta ambil sebagian kekayaannya?.
Bekerja dengan dirinya, menjadi pegawainya, maka kita akan mendapat-
kannya!, itupun kalau kita berkualitas dan diterima, kalau tidak?.
Apakah kita akan mencuri?. Merampok?, bahkan membunuh bila “meng-
anggap” bagian yang “seharusnya” milik kita, menurut versi agama tidak
diberikan oleh orang kaya tersebut?.
Selalu saja para agamis berbenturan dengan hukum manusia!, ingat kita
harus patuh pada hukum manusia yang berdasarkan pada kemanusiaan,
bukan hukum yang dibuat oleh para agamis dan Tuhan yang diutamakan,
tetapi hukum manusia!. HUKUM MANUSIA!.
2. Para pengurus agama mengumpulkan dana dari orang lain untuk mendiri-
kan rumah ibadat, coba berfikir jernih, yang meminta dana terkadang
menggunakan mobil untuk meminta dana dari masyarakat agamis yang
sudah miskin.
Lalu mengapa dananya dipakai untuk membangun rumah ibadah yang
lebih megah dari rumah-rumah disekitarnya?. Mengapa tidak difokuskan
dana yang terkumpul untuk membangun daerahnya, mengentaskan
kemiskinan?. Benarkah dana yang terkumpul tidak dibuat untuk hal yang
lain lagi?.
3. Beberapa agama bahkan mewariskan “kebiasaan” tidak mandiri ini
dengan mengemis, salah satu caranya dengan memanipulasi kata-kata
akan mendapatkan surga, hingga si pengikut agamis “seperti” orang
bodoh berlomba-lomba menghabiskan duitnya, benarkah surga bisa
dibeli dengan uang?.
Pengikut beberapa aliran agamis turun dari tempat peribadatannya
dengan berkala untuk meminta uang ataupun sumbangan yang lainnya
untuk makan.
Demikian juga beberapa pengurus & tokoh agama lainnya “makan” dari
uang haram dengan menjual “agama” mereka apapun alasannya.
Dimana seharusnya para pengurus agama-agama yang ada ini “mandiri
dan punya usaha sendiri” hingga memberikan income ekonomi bagi
pengikutnya, bukan malah sebaliknya!, kenapa tidak meminta dari
Tuhannya langsung, hingga tidak perlu mencari dana?.
4. Menciptakan kebiasaan bagi negaranya, areanya untuk “pilgrimage” atau
“berjiarah ke area tertentu atas nama agamanya dan alirannya”, agar
uang mengalir ke negara (wilayah) mereka tanpa susah payah, negara
yang ahli di bidang ini dan patut diacungi jempol adalah Arab.
Dan negara mana yang menghabiskan duitnya karena warganya “bodoh”
dan “pemerintahannya yang bodoh?”, dimana seharusnya uang yang
banyak itu mampu untuk membangun negaranya sendiri malah dibuang
ke negara orang lain?, negara manakah itu?.
Apakah negara kita salah satunya?.
Mengapa Arab menjadi kaya?.
Karena uang beberapa negara yang berhasil dibodohi dan menjadi peng-
ikut aliran dan kepercayaannya mengalir kesana adalah jawabannya,
sampai kapan kita mau dibodohi?.
Mengapa begitu?, it’s about survival, tidak bisa melakukan hal yang lain,
bisanya agama dan membohongi orang dengan agamanya, maka disitu-
lah dia hanya bisa hidup.
Carilah skill lain selain agama, agar kita fokus dan menghabiskan energi
kita untuk skill, kreasi, inovasi dan memperbaiki negara bukannya meng-
habiskan energi dan waktu dengan “berdebat masalah agama”, pantas
orang kita bodoh!.
Bermimpi mendapat surga pada setiap perbuatan baik dan tidak baik
yang dilakukannya.
Boleh membunuh, boleh menghasut, boleh korupsi, dan membolehkan
semua perbuatan yang merugikan orang lainnya selama untuk agama,
demi mendapatkan surga dan untukmu Tuhan!. Pola fikir yang sakit
bukan?.
Bila tidak mampu menjalani kehidupan karena banyak faktor, faktor
ekonomi misalnya, maka daripada hidup susah karena cobaan Tuhan,
yang katanya Tuhan tidak akan memberi cobaan kepada kita bila kita
tidak akan kuat menahannya.
Maka otak agamisnya yang keplintir tadi dengan jeniusnya akan mencari
jalan ke surga dengan cara lain seperti:
Membunuh anak-anaknya, karena kuatir akan tidak bisa makan dan masa
depannya buruk, maka mengirim mereka ke surga yang belum tentu ada
dan dianggapnya adalah tempat yang lebih baik, adalah pilihan tepat.
Membunuh istrinya/ suaminya, agar juga tidak mengalami penderitaan
yang berkepanjangan dan mengirim mereka ke surga yang belum tentu
ada dan dianggapnya adalah tempat yang lebih baik.
Membunuh dirinya sendiri, dan tidak merasa bersalah!. Mengapa tidak
bersalah?.
Sebab dia telah berbuat baik membunuh anak-anaknya serta istri/ suami
nya untuk dikirim ke surga, maka karena berbuat baik itulah dia layak juga
mendapat surga.
Membalas kebaikan Ibu/ Bapaknya karena tidak bisa memberi kehidupan
yang layak selama didunia, maka dengan jenius berfikir, kenapa tidak
memberi yang lebih baik, yaitu surga!.
Maka dibunuhnyalah Bapak/ Ibunya agar bisa masuk surga sebagai
balasan kebaikan mereka dan setelah membunuh bahkan merasa lega
dan merasa tidak bersalah karena telah berbuat baik dengan memberi
surga kepada orang tuanya!.
Kekerasan dalam rumah tangga karena nama Tuhan dan versi melurus-
kan kejalan Tuhan
1. Pria adalah pemimpin wanita, hingga dari pendapat itu lahirlah pola fikir
“apa yang dikatakan pria harus dituruti” sebab bila tidak, si istri (wanita)
akan masuk neraka karena begitulah wahyu Tuhan mengatakan, maka
dalam rumah tangga saat si wanita punya pendapat dan jalan sendiri
dalam mengatasi masalah.
Maka dianggap sebagai pembangkangan dan dianggap sebagai awal
mula kejahatan dan sudah melanggar hukum dalam agama, maka si pria
dengan angkuhnya bilang “kau tidak menuruti kata-kataku, kau tidak bisa
diatur!. Nerakalah tempatmu!”.
Maka dalam pola fikir seperti itu lahir pola fikir lain yaitu “boleh mengguna-
kan kekerasan untuk mengatur para wanita!. Agar jadi wanita solehah,
mawadah dan warohmah” dan dari kekerasan ringan hingga kekerasan
sangat berat bahkan membunuhpun dihalalkan asal bisa mengatur wanita
kejalan yang benar sesuai versi pola fikir pria, pola fikir agama dan pola
fikir Tuhan!.
Dan bila pola fikir ini menguasai suatu pemerintahan, maka error-lah satu
pemerintahan tadi, rakyatnya tidak terlindungi dari hukum Tuhan yang
jahat ini.
“Wanita itu seperti tulang yang bengkok”, selalu membangkang dan tidak
bisa diluruskan!, begitu kata orang agamis aliran tertentu. Bagaimana
kalau “agama itu seperti motor Type dan merk Scooter tertentu yang
desainnya berat sebelah, setelah menaikinya, punggung akan menjadi
bengkok seiring waktu dan tetap dirasa lurus-lurus saja”, setelah itu dia
naik motor yang biasa, dan merasa motor biasa tersebut tidak lurus?.
2. Anak-anak harus berbakti dan menuruti pada orang tua, maka tidak
jarang karena anaknya membantah (mendebat) sedikit saja apalagi sering,
maka dianggap sebagai pembangkangan dan dianggap sebagai awal
mula kejahatan dan sudah melanggar hukum dalam agama.
Atau memang secara genetik anak tersebut cerdas, hyperactive, terjadi
evolusi pemikiran diotaknya karena generasi baru yang lebih cerdas dan
sebab-sebab lain membuat anak tersebut akhirnya dianggap nakal tidak
menurut dan tidak berbakti oleh orang tuanya.
Maka akan lahir pola fikir “Saya harus mendidik anakku menjadi anak
yang berbakti, penurut dan patuh pada orang tua dan agama”.
Hingga dengan pola fikir ini lahir kekerasan tingkat kecil, tingkat berat
sampai orang tua tega membunuh anaknya demi meluruskan si anak ke
jalan yang benar menurut versi Tuhan dan agama!.
Para agamis dan para orang yang percaya Tuhan tidak peduli dengan
hukum buatan manusia dan lebih menjunjung tinggi aturan agama
dengan alasan aturan Tuhan diatas segala hukum buatan manusia.
Walaupun sebenarnya aturan itu melanggar hak asasi manusia, dan
selama ini orang yang beragama lain, penyembah Tuhan lain serta
wanitalah yang menjadi korban aturan agama dari Tuhan versi para pria
ini!.
Kenyataan: Berdebat bukanlah pembangkangan ataupun kejahatan
tingkat kecil, tetapi diskusi mencari solusi yang terbaik, ada banyak orang
yang menganggap berdebat adalah hal yang buruk.
Memang buruk kalau hanya berdebat tanpa mencari solusinya, akan
menjadi baik bila mencari solusi dan melakukan solusi itu menjadi jalan
keluar yang nyata bagi yang berdebat, tanpa merasa dirugikan oleh satu
pihak dengan pihak lainnya!.
Dan bila memang ada Tuhan maka tidak bakal terjadi kejahatan, kekeras-
an, pemaksaan kehendak, pemerkosaan, tidak ada penyakit, tidak ada
anak lahir cacat, tidak ada kecelakaan dan segala perbuatan yang me-
rugikan satu orang kepada orang lainnya?.
Mengapa begitu?.
Sebab Tuhan akan menghentikan perbuatan itu segera dengan badan
pelakunya tidak bisa bergerak misalnya! Tetapi dengan teknologi, maka
di masa depan hal ini akan terjadi, dan bukan Tuhan yang melakukannya
tetapi teknologi!.
Dan juga juga tidak bakalan terjadi bencana alam?. Mengapa?.
Sebab Tuhan tidak bakalan mencelakakan ciptaannya sendiri, sebab dia
maha Pengasih dan Maha Penyayang!.
Manusia adalah nyata (real) sesuatu yang real dan cerdas bisa mencipta-
kan hal-hal imajiner (fantasy/ kreasi/ hayalan)!.
Dan hal-hal imajiner bisa terwujud/ tercipta oleh manusia dengan meng-
gunakan kecerdasannya seperti:
Komputer?.
Dulunya tidak ada, menjadi ada diciptakan oleh manusia!.
Mobilephone/ Cellphone?.
Dulunya tidak ada, menjadi ada diciptakan oleh manusia!.
Pesawat terbang?.
Dulunya tidak ada, bahkan membodoh-bodohkan penemunya, mana ada
metal yang berat bisa terbang?. Kenyataannya?, menjadi ada diciptakan
oleh manusia!!.
Stasiun Ruang Angkasa?.
Dulunya tidak ada, menjadi ada diciptakan oleh manusia!.
Internet?.
Dulunya tidak ada, menjadi ada diciptakan oleh manusia!.
UFO?.
Sekarang buatan kita belum ada, tetapi akan menjadi ada bila kita
berusaha menciptakannya, hingga menjadi ada!.
Superhero?.
Dulunya tidak ada, menjadi ada secara imajiner diciptakan oleh manusia!.
Komodo (tokoh superhero dari Indonesia)?.
Dulunya tidak ada, menjadi ada secara imajiner diciptakan oleh manusia!.
Tuhan?.
Dulunya mungkin saja salah persepsi, yang sebenarnya mahluk yang sudah
terevolusi lebih dulu dari kita, lalu terjadi pergeseran nilai kata hingga
menjadi sekarang ini, dan mungkin saja imajiner diciptakan oleh manu-
sia!.
Atau bisa saja seperti cerita Superhero dmasa kini, jadi itu cuma cerita,
lalu generasi berikutnya secara perlahan, mulai percaya cerita itu adalah
sungguhan.
baiklah, kembali ke pernyataan di berbagai kitab suci berikut:
“Tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan”.
Hingga akan muncul pertanyaan berikut, karena ini dunia nyata “Bila tidak
ada yang tidak mungkin bagi Tuhan, kenapa tidak dibuat baik aja setan atau
iblis itu?”.
atau...
“Kenapa tidak Tuhan saja yang melawan setan/ iblis, kan tinggal di hancur-
kan saja oleh Tuhan, dan bukannya kita yang berperang melawan para
setan/ para iblis itu?”.
Jawaban yang paling mungkin dari pertanyaan itu dan dijawab oleh orang
theist atau agamis adalah:
“Bila tidak begitu, maka dunia tidak rame, biar tidak boring”.
Tetapi bukankah surga menjadi “boring?” karena tidak rame?.
Dan juga menurunkan kualitas surga tadi yang serba wah, gampang, dan
tidak ada tantangan menjadi “neraka” versi baru?.
Dan bila diteruskan lagi, bila Tuhan mau, setan bisa jadi baik atau buruk itu
terserah Tuhan, kalau maunya Tuhan begitu ya biarin aja, lalu apa bedanya
ada Tuhan atau tidak?.
Sesuatu yang tidak bisa didefinisikan ada tiga kemungkinan yaitu:
1. Tidak pernah ada.
2. Kita yang belum tahu.
3. Kita yang sok tahu.
Diperlukankah Tuhan?
Maaf mengecewakan, tidak diperlukan!.
Dan ada yang lebih ekstrim lagi, “bila kita tidak memerlukan Tuhan, maka
otomatis Tuhan tidak ada”, itu kembali ke Anda masing-masing untuk men-
jawabnya (^_^).
Apakah Agama dan Tuhan membawa damai?.
Tidak akan pernah, hanya akan menimbulkan perang dan kebencian, baik
di masa lalu maupun di masa depan!.
Bukankah perang tidak hanya ditimbulkan oleh agama dan Tuhan?.
Benar, tetapi minimal kita sudah menghilangkan salah satu faktor utama
penyebab perang dan kebencian yaitu agama dan Tuhan, maka masa depan
manusia akan lebih baik dan akan fokus kepada hal lain.
Tetapi penulis juga tidak bilang bahwa agama tidak diperlukan, tetap diperlu-
kan tetapi diminimalkan sebagai perbandingan dan pembeda, bahwa bila
tidak ada yang buruk maka kita tidak akan mengenal yang baik.
Tetapi di suatu masa hal-hal yang baik juga akan dianggap tidak baik, atau
yang tidak baik dianggap menjadi baik, tergantung pola fikir dan persepsi
generasi di masa tersebut.
Baiklah... kita akan bermain kata-kata logic, seperti Tuhan adalah maha
kuasa, sedangkan manusia tidak bisa bertemu dengan Tuhan secara lang-
sung, maka Tuhan sama dengan tidak maha kuasa.
Loh mengapa?, ya karena Tuhan tidak mampu mengatur dan mencari cara
agar manusia bisa bertemu Tuhan!, makanya Tuhan tidak maha kuasa!
katanya Tuhan maha kuasa?, kok tidak mampu?.
“Bila Tuhan bukan hanya imajinasi manusia dan real, Tuhan bisa menghentikan semua pertikaian agama yang ada, menghentikan semua kejahatan,
yang katanya dari Tuhan dengan cara menunjukkan dirinya sendiri, maka
semua yang bertikai dan pertumpahan darah yang sia-sia atas nama Tuhan
dan agama pasti berhenti, sebab mereka telah melihat dengan bukti bahwa
Tuhan yang benar itu adalah dia dan juga membuktikan bahwa Tuhan itu
ada”.
“i have no religion so”, i am not a jewish, i am not a christian, i am not a
chatolic, i am not a muslim, i am not a hindus, i am not a budhist, i have no religion.
But i was once a religious man, now i am happy with what i am, i am what i am, i am a humanitarian. “i am waiting god to show it self, if it there is one” in the mean time, i am using human law & humanity to control myself not to
hurt others. Follow humanity to guide my vision and my act!.
Some people say, why i am using a christian name?, hey, it’s just a name!
why bother?, it’s not a brand name, how about a buddy has a name blue!, is
he a blue in colour?, or is he a human?, no, he must be not human, he’s a
colour, confuse?.
It’s simply a name, you can call me whatever you want, you can call me
satan, devil, piece of shit, prophet, even Buddha (i love this atheistic
character, smart n love humanity too), you can call me whatever you wants,
but i preferred Angel Michael (^_^).