Jumat, 09 November 2007

Netral, Balance dan Kebijaksanaan



[cover thumbnail]



http://www.allvoices.com/contributed-news/3734316-netral-balance-dan-kebijaksanaan

Bukan masalah benar dan salah dalam pemahaman kebijaksanaan ini, itu terserah masing-masing, tidak ada yang diuntungkan atau dirugikan, oleh karena itu yang harus dipegang adalah Balance, keseimbangan harmony
antara kebaikan dan keburukan, dengan balance kita bisa bijaksana.

Tujuan utamanya adalah, jangan jadi Tuhan dengan menghakimi orang lain
yang berbeda agama ataupun kepercayaan orang lain dengan bilang “ Kamu
tidak bakalan masuk surga, sebaik apapun kamu berbuat didunia ini kalau
kamu tidak percaya Tuhan saya, kamu pasti masuk neraka, percuma semua
perbuatan baik kamu”.

Dan “Lebih baik seorang penjahat, koruptor, pembunuh, dan banyak penjahat-penjahat lainnya tapi masih percaya kepada Tuhan saya, daripada kamu,
walaupun kamu paling baik didunia tapi tidak percaya Tuhan saya, maka
kamu pasti masuk neraka, sedang penjahat-penjahat itu cepat atau lambat
akan masuk surga sebab percaya Tuhan saya”

Begitulah jualan para agamis dengan berbagai macam jenis dan ribuan
nama agamanya itu, mana yang bijak?. Tidak ada, makanya tidak heran
muncul banyak “teroris relijius” dari berbagai macam agama-agama tersebut,
sebab orang diluar agamanya percuma juga hidup, tidak bakalan masuk
surga versi mereka.
Ingin bijak, jadilah netral, bukan baik dan buruk berdasarkan agama yang
dicari, tapi kebijaksanaanlah yang dicari.

Jangan jadi Jesus, Buddha, atau sebangsanya, sebab akan melihat dunia ini tidak berarti, sampah dan tidak ada gunanya, maunya mati saja, jadi melihat
kehidupan tidak berarti.

Juga jangan jadi penjahat psikopath yg maunya membantai dan jadi penjahat
nomor satu, dan tidak menghargai kehidupan

Ambil dua-duanya, balance, seimbang, bukan menghilangkan nafsu, tapi
me-manage-nya!

Tanpa nafsu, makan jadi tidak enak, mencari uang juga ogah, ngeseks juga tidak asyik lagi, apalagi disurga diberi bidadari sejutapun tidak bakalan
digarap, bengong tanpa nafsu!.

Nafsu adalah hal yang memberi semangat untuk hidup, tujuan hidup adalah
untuk bertahan hidup, bukan untuk langsung mati, sedang yang diajarkan
oleh para agamis adalah melihat hidup itu kotor, manusia adalah kotor, dan
dirinya sendiri adalah kotor dan maunya mati saja.

Science adalah ilmu analisa yang mengarah ke perhitungan exact, dan
banyak ragam ilmu science seperti Matematika sedang Fisika, Biology, kimia,
astronomi adalah pengembangan dari ilmu yang menggunakan hitungan-
hitungan dari matematika dan masih akan berkembang, didalam ilmu
pengetahuan istilah ”satu-satunya yang abadi hanya perubahan itu sendiri”.

Makanya ilmu astronomi, ilmu fisika, ilmu biology dan lain-lainnya juga
berubah, sebab sesuai dengan perkembangan cabang dari ilmu yang sedang
berkembang yang menggunakan hitungan matematika di dalamnya.

Jangan menghakimi orang lain dan mensejajarkan diri kita dengan Tuhan
dengan menghakimi manusia lainnya masuk neraka atau surga, sebab itu
bukan urusan kita.

Hiduplah di dunia ini dengan damai tanpa melihat agama, ras, kasta,
kedudukan dan gender, sebab tujuan kita adalah kebijaksaan untuk mem-
perbaiki nilai-nilai dan hak asasi manusia, aman, tentram dan damai (^_^).

Nah kalau salah satu agama yang hanya lelakinya saja boleh Polygami (istri
lebih dari satu), maka agar adil, wanitanya juga boleh polyandri (suami lebih
dari satu), kalau ada alasan, kan nanti tidak ketahuan siapa bapaknya?, itu
cuma alasan klasik dan egoisnya para pria, sebab kini ada test DNA, bisa
ketahuan siapa bapaknya (^_^).
Dan untuk menjaga hak asasi manusia itulah kita harus patuh pada hukum manusia, hukum yang kita buat sendiri untuk melindungi diri kita sendiri dan orang lain, bukan hukum dari kitab suci yang hanya berfihak pada orang-
orang yang seagama saja.

Dan Juga keextriman kepada sesuatu hal tetap diperlukan, agar ada jadi
pembeda antara mana yang keterlaluan, mana jalan tengah dan mana yang
kurang, hingga disitu kita bisa mengambil jalan tengah yang terbaik, tetapi
ke-extreme-an yang banyak iya-nya (extrim kanan/ bebas) serta keextriman
yang banyak tidaknya (extrim kiri/ tidak bebas) tidak boleh dihilangkan.

Tetapi ditekan dan di-manage agar kita menjadi tahu dan mengerti jalan
tengah yang baik dan balance untuk kebijaksanaan kita serta agar terjadi
terobosan baru bila itu dibidang teknologi.

Angkat tinggi hukum manusia, bukan mengangkat tinggi aturan Tuhan yang
ada dikitab-kitabnya, sebab dengan mengangkat tinggi aturan Tuhan, maka
manusia cenderung untuk tidak peka pada permasalahan sosial, kemanusia-
an dan hak asasi manusia yang ada!, bahkan merampas hak asasi manusia
itu sendiri!. Tuhan dan agamalah yang paling banyak melanggar hak asasi
manusia ini.





HIDUP HAK ASASI MANUSIA



Angel (bahasa jawa) Michael

Tidak ada komentar: