Selasa, 13 November 2007

Manusia dibawah satu Agama, akankah lebih damai?


[cover thumbnail]


Manusia dibawah satu Agama, akankah lebih damai?
http://www.allvoices.com/contributed-news/3734390-manusia-dibawah-satu-agama-akankah-lebih-damai

Diasumsikan suatu agama berhasil menguasai dan menghancurkan agama
lainnya, yang pasti dengan cara kekerasan dan peperangan, karena begitu-
lah cara satu-satunya agar tidak ada agama lainnya. Hingga yang tersisa
adalah salah satu agama yang ada saat ini, bisa Islam, bisa Kristen, Buddha,
Katolik atau yang lainnya.
Apakah dunia akan tentram?

Jawabannya tidak, sebab diantara agama-agama yang satu agama tersebut pasti akan terpecah dengan begitu banyak versi Tafsiran ayat, berapa banyak
tafsiran kata-kata yang tidak bisa dihitung jumlahnya.

Hingga mengakibatkan satu agama tersebut akan berperang lagi, pertum-
pahan darah lagi, hingga akan menyisakan satu versi saja, tetapi apakah
satu versi tersebut akan bisa membuat damai?.

Tidak, sebab juga akan membelah lagi keberbagai banyak tafsiran lagi
seperti semula, dan akhirnya perang lagi, tanpa henti, hingga semua manu-
sia akan musnah karena hal ghaib ini.

Jadi solusinya bukanlah satu agama yang ada dibumi, tetapi justru hilangkan
agama, sebab agama adalah hal ghaib yang cepat atau lambat akan meng-
hancurkan manusia.

Bukankah perang tidak hanya disebabkan oleh agama?.

Benar sekali, tetapi minimal kita telah menghilangkan, salah satu sebab
utama peperangan yang telah membuat banyak pertumpahan darah diseja-
rah manusia di masa lalu maupun masa depan jika diteruskan!.

Dengan kita menghilangkan agama, kita hanya punya satu tujuan mulia, yaitu
hak asasi manusia, semakin banyak yang sadar akan hak asasi manusia,
maka akan semakin baik hak asasi manusia tersebut dan bila muncul pola
fikir baru, maka akan semakin baik juga hak asasi manusia itu jadinya.

Hak asasi manusia berbanding lurus dengan kecerdasan manusia, ber-
banding lurus dengan kebijaksanaan manusia, berbanding lurus dengan
teknologi yang ramah lingkungan, berbanding lurus dengan teknologi yang
saling menguntungkan manusia lainnya.

Berbeda bila teknologi larinya ke pola fikir agamis, maka teknologi itu cepat
atau lambat digunakan untuk menghancurkan agama lain, lalu setelah
agama lain hancur, maka gilirannya menghancurkan umat-umat yang ber-
beda pendapat di agamanya sendiri, lalu akhirnya akan menghancurkan diri
sendiri.


angel michael

Tidak ada komentar: