Jumat, 16 November 2007

Keberuntungan (Luck) dan Ketidak Beruntungan (Bad Luck)

[cover thumbnail]

http://www.allvoices.com/contributed-news/3740960-keberuntungan-luck-dan-ketidak-beruntungan-bad-luck

Ada 2 macam keberuntungan dan ketidak beruntungan (kesialan).

A. Internal Luck : keberuntungan yang datang dari dalam diri sendiri
(by design) yang bisa dibuat dengan rencana.
B. External Luck : keberuntungan dari factor luar (by chance) yaitu
dengan kesempatan yang datang secara random.

C. Internal Bad Luck : kesialan yang timbul karena kebiasaan buruk kita
baik secara tampilan fisik dan sifat buruk kita yang
terus berulang, dan kita tidak segera memper-
baikinya.

D. External Bad Luck : kesialan yang timbul karena datang secara random,
tidak peduli kita sudah hebat atau tidak dalam
mengelola Internal Luck kita.

Keberuntungan yang bisa dikendalikan dalam diri kita, atau Internal Luck
disebabkan oleh 2 hal:

A.1. Berhubungan dengan sikap menyenangkan/ perlakuan menyenang-
kan diri kita kepada orang lain, kepada satwa, kepada pohon, kepada
lingkungan, planet kita, tata surya kita, galaksi kita, jagat raya kita,
space kita dan pokoknya habitat kita skala range kecil maupun besar.

Tetapi jangan bingung!, bersikap menyenangkan bukan berarti kita
lembek dan tidak patuh pada peraturan dan kedisiplinan yang ada, itu
namanya tidak tegas. Sebab bersikap menyenangkan bukan berarti
tidak disiplin dan tidak patuh pada peraturan atau hukum.

Kedisiplinan dan ketegasan tidak perlu dengan kekerasan, tetapi
dengan sangsi secara tertulis atau dikeluarkan atau diisolasi dari
organisasi atau kegiatan apapun, itu juga merupakan bentuk ke-
tegasan dan penegakan kedisiplinan.

A. 2. Berhubungan dengan kemampuan/ keahlian (skills) kita.

Bagaimana caranya menaikkan keberuntungan Internal dalam diri kita
sendiri?. Ada banyak cara diantaranya, yaitu:

A. 2. 1. Berbuat dan bersikap menyenangkan pada orang lain hingga
banyak relasi apalagi bila orientasi bisnis anda nantinya adalah
berdagang maka banyak teman adalah kuncinya, dan untuk
banyak teman bersikap menyenangkan adalah kuncinya, tidak
usah banyak debat, terima saja apa yang dikatakan orang lain,
walaupun tidak setuju, simpan dalam fikiran.

Tidak usah dikatakan ke orang tersebut selama tidak melang-
gar hak asasi manusia atau memaksakan ajaran tertentu dan
kehendak tertentu yang merugikan orang lain!.
Dan sikap kita juga harus netral, jangan melihat orang lain
beragama lain lalu kita tidak menyamakan perlakukan kita
pada mereka, jangan melihat jenis kelamin orang lain beda lalu
kita menggaji orang tersebut kurang dari yang lain padahal
kerjanya sama beratnya. Bahkan mungkin lebih berat.

Ataupun memahalkan harga suatu barang saat dijual, setelah
melihat pembelinya ternyata berbeda ras, suku, bangsa,
bahasa, logat dan spesies, atau hal-hal lain yang berbeda dari
kita misalnya.

Kalau kita orang agamis, cerminan sikap menyenangkan kita
kepada orang lain selama di dunia adalah cerminan kita
di surga nanti bila surga ada, jadi wujudkanlah surga di dunia
dengan bersikap menyenangkan kepada orang lain untuk
mendapatkan hidup menyenangkan di surga nanti.

Dan bila sikap kita di dunia tidak menyenangkan kepada orang
lain, kata-kata kasar, kata-kata yang selalu membuat orang lain
sakit fikirannya (sakit hati), dan perbuatan-perbuatan yang tidak
menyenangkan kepada orang lain seperti fitnah.

Hasut, bohong, korupsi, tidak jujur dan semua perbuatan-per
buatan lain yang tidak menyenangkan kepada orang lain
apapun bentuknya. Istilahnya mulut kita bagaikan selalu
mengeluarkan api dan menyakiti yang lain.

Maka sebenarnya kita telah mengurangi kesempatan men-
dapatkan keberuntungan yang lebih, mengapa?. Sebab orang
akan menjauhi kita, akhirnya kita sulit berdagang, sulit menda-
patkan relasi dan kesulitan-kesulitan lainnya, hidup menjadi
panas bagai dineraka!. Diasumsikan bila neraka ada tentunya
(^_^).

Dan demikian juga nantinya cerminan hidup kita di akherat
nanti bila ada tentunya, sikap kita yang tidak menyenangkan
pada orang lain, pada satwa, pada lingkungan akan membawa
Bad Luck!.

“Berbaik-baiklah dengan teman walaupun saat ini kita sedang
sukses, sebab saat terjatuh, temanlah yang menolong kita”.

Lalu bagaimana kalau kita sudah berbuat menyenangkan lalu
orang lain tersebut bersikap dan bereaksi tidak menyenang-
kan?.
Jangan sedih, hindari saja, tetapi jangan dimusuhi, biarkan saja
hidup ini lebih indah kok, bila kita tidak memusuhi orang lain
walaupun kita berbeda pendapat!.

Bukankah segala sesuatu selalu berlawanan?, ada pro dan
kontra, kita berbuat baikpun akan selalu ada yang menilai,
yaitu baik dan buruk.

Oleh karena itu, jangan mudah berhenti hanya karena ada
kata-kata atau reaksi buruk, yang paling penting kita berbuat
terbaik untuk orang lain.

Acuan hak asasi manusia sangat berguna untuk dibaca,
difahami dan diterapkan sehari-hari dalam kehidupan kita, hak
asasi manusia akan membuat kita menjadi manusia yang lebih
baik, baca disini:

http://www.ohchr.org/EN/UDHR/Pages/Language.aspx?LangID=inz

Jadi untuk menjadi manusia yang lebih baik, sebenarnya tidak
diperlukan agama, tetapi etika, moral dan hak asasi manusia
serta patuh pada hukum manusia yang berdasar pada hak
asasi manusia dan persamaan derajat pria dan wanita sudah
lebih dari cukup!.

Bila kita melanggar hukum dengan membunuh orang yang
beragama lain karena jihad (memperjuangkan harga diri
agama) dengan cara yang salah, maka hukum akan mengejar
kita, dan Tuhan kita tidak akan menolong kita!.

Jihad yang benar menurut versi saya adalah dengan tidak
melakukan perbuatan yang merugikan orang lain, dengan
tidak memaksakan kehendak kita kepada orang lain apapun
bentuknya, bahkan atas nama agama dan Tuhan sekalipun.

Apalagi hanya karena orang lain beda agama, atau tidak
beragama atau orang lain atheist, walaupun orang tersebut
baik, kita anggap musuh, sebab kebaikannya kita anggap tidak
berguna sama sekali bagi kita, dan perlu dimusuhi, karena
musuh agama dan Tuhan versi kita.

Nah kalau sudah begini pola fikir kita, berarti ada yang salah
dalam pemahaman dan ajaran agama tersebut, agama bukan
membuat kita menjadi orang yang lebih baik, tetapi malah men-
jadi orang yang buruk.
A. 2. 2. Banyak belajar dan terus belajar tanpa henti untuk menaikkan
skills/ ketrampilan/ kemampuan/ keahlian kita, jangan merasa
kemampuannya sudah cukup setelah banyak umurnya, umur
banyak belum tentu keahliannya banyak, umur sedikit (masih
muda) belum tentu keahliannya sedikit!.

Bagaimana kita berharap bisa mendapatkan hidup layak bila
kemampuan kita hanya bisa menambal ban misalnya!.

Maaf bukan merendahkan penambal ban, tetapi bila ingin
hidup layak maka suatu keharusan agar terus mengembang-
kan keahlian kita.

Mencari keahlian tingkat lebih tinggi, misalnya belajar Seni
apapun yang positive, computer, Bahasa Indonesia yang baik
dan benar untuk menjadi editor text Bahasa Indonesia, belajar
bahasa pengetahuan seperti Bahasa Inggris, Bahasa Jepang,
Bahasa Yunani dan lain- lain, hingga keahliannya unik & sangat
dihargai dan diperlukan oleh orang lain.

Bagaimana kalau tidak punya biaya?. Berusaha untuk men-
dapatkan biaya, dengan menabung dan bekerja lebih cerdas
dan lebih keras lagi!.

Ada banyak cara mendapatkan uang dan kekayaan, yang
penting bekerja saja dulu sembari menabung, tidak punya
ijasah?.

Kursus tidak perlu ijasah, mulai kursus dibidang yang diingin-
kan yang dianggap bisa mendapatkan uang dan menaikkan
keberuntungan internal kita, sebab ketidak adanya keinginan
untuk belajar akan membawa bad luck.

Gunakan langkah nomor satu dengan bersikap menyenangkan
pada orang lain akan sangat membantu dan memudahkan
kesulitan biaya, orang lain akan siap membantu bila kita selalu
bersikap menyenangkan pada oran lain.

Tapi ingat, segala bantuan harus kita kembalikan lagi kepada
orang yang telah memberi bantuan pada kita, masalah nanti
diterima atau tidak, biarkan mereka yang memutuskan, bukan
diri kita yang memutuskan.

A. 2. 3. Bercita-citalah, berencana yang tinggi dan pantang menyerah,
dengan bercita-cita yang tinggi, maka kita akan selalu berusaha
untuk melakukan dan memacu perubahan dan perbaikan dalam
diri kita agar lebih baik dan selalu mengarah ke hal ataupun
lingkungan dimana cita-citanya berada.
Bila kita ingin jadi seorang presiden, maka kita akan selalu
belajar giat, belajar banyak kesulitan/ kesusahan agar menjadi
lebih bijaksana, belajar banyak ilmu pengetahuan apa saja
untuk mendukungnya dan ingat harus gabung dan berada
dalam partai politik!.

Atau berusaha menjadi calon president tanpa ikut partai politik,
tetapi secara independent, mungkinkah?, mungkin saja bila itu
ada aturannya di negara tersebut, kalau tidak ada?, ya diusul-
kan agar ada.

Dan bila gagal, jangan putus asa, bangkit dan bangkit lagi
pantang menyerah, jangan langsung menyerah hanya karena
beberapa kali gagal, ada kemungkinan kita memang belum
andal (ahli) dibidang tersebut, jadi tetap berjuang pantang
menyerah bila itu memang tujuan kita!.

Ingat ini hanyalah masalah matematika sosial, jika awalnya
tidak, tidak, tidak, tidak, maka ada kemungkinan cepat ataupun
lambat akan muncul kata ya!

Dan akan semakin ahli dan andal kita, akan lebih banyak kata
ya yang muncul daripada kata tidak! Tetapi jangan selalu ber-
harap akan muncul kata ya walaupun kita sudah andal di dalam
bidang yang kita geluti.

Intinya, jangan takut akan kesulitan, sebab kesulitan akan
membuat kita naik levelnya dibidang yang kita inginkan, dan
terus berusaha untuk menjadi lebih baik dalam skill maupun
dalam sikap kita.

A. 2. 4. Pandai menganalisa sesuatu dan mencari solusinya, misalnya
ada tempat-tempat tertentu yang lebih baik, contohnya, kita
akan mendapatkan banyak pelanggan warung nasi kita bila
kita berjualan di tepi jalan dan di dekat daerah yang banyak
orangnya, misalnya pabrik, mall ataupun perkantoran!

Nah disertai skill (keahlian) kita membuat makanan yang enak,
maka keberuntungan kita akan naik!.

Sedang bila kita berjualan di tempat sedikit orang dan jauh
masuk ke dalam, maka tentu saja akan membuat luck kita
berkurang bahkan mungkin sangat sedikit pembelinya.

Pandai menganalisa membuat kita peka terhadap lingkungan
dan mencari solusinya pada masalah yang kita hadapi.
Mengapa pasar ikan lesu?. Cari penyebabnya, analisa dan
dapatkan solusinya untuk mengatasi permasalahan yang ada.

A. 2. 5. Penampilan yang bersih ataupun mempunyai tempat yang
bersih, penampilan dan tempat yang bersih akan membuat
orang nyaman untuk berdekatan dengan kita ataupun ngumpul
di tempat kita, hingga orang tidak terkena diare, karena terlalu
banyak lalat, tikus, kecoa berseliweran dan sampah berserakan
di tempat kita.

Juga beri tempat kita keindahan seperti tanaman, lukisan, dan
hal-hal indah lainnya agar lingkungan tempat kita jadi nyaman.

Penampilan bersih, nafas segar, bau badan segar, membuat
orang mau lebih lama berdekatan dengan kita, tetapi jangan
membeli wewangian yang bercampur alcohol, sebab beberapa
orang akan alergi dan mungkin bersin-bersin, hingga membuat
orang tersebut tidak mau berdekatan dengan kita.

Gunakan wewangian yang alami dan tidak membuat alergi, atau
sebaiknya tidak usah pakai wewangian asal tampilan kita bersih
& rapi sudah cukup.

Yang harus diperhatikan adalah, penampilan dan tempat yang
bersih tidak selalu identik dengan sesuatu yang mahal!.

A. 2. 6. Jangan membesar-besarkan masalah yang kecil dan jangan
mengecilkan masalah yang besar, nilai dan sikapi semuanya
dalam proporsi yang sesuai!.

A. 2. 7. Pengalaman dan kebijaksanaan yang tinggi, dengan banyak
pengalaman, kita akan lebih faham dengan apa yang akan
hadapi, dan langkah (solusi) apa yang tepat dengan keadaan
tersebut.

A. 2. 8. Keberanian untuk bertindak!. Dari semua langkah di atas,
sebenarnya langkah inilah yang paling penting, semua hal yang
telah kita rencanakan di atas tidak akan terlaksana bila kita tidak
berani bertindak!.

Kadang dengan ketidakmampuan tetapi berani bertindak, maka
akan membuat orang tersebut matang dengan spontan!

Dan akhirnya ahli dalam bidang tersebut!.
A. 2. 9. Yang harus di ingat adalah selalu bersikap menyenangkan
bukanlah sama dengan bersikap tidak teliti, bersikap ceroboh
dan cenderung mudah percaya pada orang, bukan itu maksud-
nya.

Sebab bila ini yang kita lakukan, maka kita akan selalu di-
bohongi oleh orang lain yang ingin memanfaatkan kebaikan
kita.

Membuat kita simpati (suka dengan apa yang dibicarakan) lalu
ber-empati (rasa iba kepada orang lain) pada dia, hingga kita
jadi lengah dan mudah dibohongi.

Sebab ada para penjahat yang bersikap seperti ini, pura-pura
baik, lalu saat kita lengah! Habis semuanya!.

Kuncinya cuma hati-hati, teliti, buat perjanjian tertulis yang sah
secara hukum, ada saksi sedikit ataupun banyak, jangan ter-
gesa-gesa menentukan sesuatu yang penting (crucial), diskusi
dengan orang lain yang lebih berpengalaman dengan masalah
yang dihadapi dan segala kemungkinan-kemungkinannya dari
yang terbaik sampai yang terburuk.

Ubahlah nasib kita dengan memperbaiki Internal Luck kita!

B.1. Bagaimana caranya menaikkan keberuntungan External dalam diri
kita sendiri?

Jawabnya tidak ada, factor ini murni datang dari luar diri kita,
seperti undian, selamat dari berbagai kecelakaan, dan banyak
keberuntungan-keberuntungan lain diluar yang datangnya dari
dalam diri kita sendiri.

External luck dan External bad luck datangnya random!. Tidak peduli
kita seorang anak-anak, tidak peduli kita dewasa ataupun tua, tidak
peduli apa ras kita, suku kita, tidak peduli apa agama kita, tidak
peduli kita penjahat, tidak peduli kita orang baik, tidak peduli kita
wanita, tidak peduli kita pria, tidak peduli apa bangsa kita, tidak
peduli kita kaya, tidak peduli kita miskin!.

Hanya ada satu factor yang membuat external luck atau bad luck ini
ada, yaitu factor random (acak) dan factor acak ini adalah factor
matematika, dimana variable bebasnya terlalu banyak.

Contoh, kita bisa menebak koin dengan 2 mata koin, satu sisi atau
sisi lainnya, misalnya satu sisi bergambar orang dan sisi lainnya ber-
gambar kota, maka kita bisa menebaknya lebih mudah.
Mengapa?. Sebab variabelnya cuma 2, berarti kesempatan yang
muncul antara gambar orang dan gambar kota adalah 1 dibagi 2,
atau ½-nya

Contoh kedua adalah mata dadu, dari angka 1 sampai angka 6
disetiap sisinya, maka kesempatan muncul salah satu angka adalah
1 dibagi 6 variabel angka, maka kesempatan angka apapun yang
muncul adalah 1/6-nya.

Hal ini masih masuk dalam istilah hitungan matematika exact dan
terbatas jumlah variabelnya hingga mudah untuk dihitung.

Bagaimana kalau variabelnya manusia yang jumlahnya sangat
banyak itu, juga disertai sebab-sebab variable alam, variable ling-
kungan, variabel kecerobohan, variabel ketelitian, variabel kerusakan
alat, dan variable-variabel lain yang belum disebutkan namanya!

Maka keberuntungan dan ketidakberuntungan yang datang dari luar
memang sangat tidak bisa dikendalikan (uncontrollable).

Nah bila hitungan dan variabelnya terlalu banyak, maka hitungan
matematika seperti ini cenderung disebut dengan nama matematika
yang tidak terbatas variabelnya!.

Sebab nilai variable yang dihitung sudah tidak bisa dihitung lagi
karena terlalu banyak, untuk itulah terkadang diperlukan teknik
sampling (contoh di area tertentu) untuk membatasi area agar tidak
menjadi terlalu banyak variabelnya, hingga cuma membatasi berapa
persentase suatu masalah itu muncul dari beberapa variable yang
terlalu banyak tadi.

Beberapa orang agamis menyebut factor keberuntungan external ini
dengan nama factor dari Tuhan!. Berarti factor ketidak beruntungan
juga dari Tuhan dong?. Benarkah?. Itu terserah kita sendiri, sebab
tanpa kita percaya ini dari factor Tuhanpun, sebenarnya hanya
variable yang terlalu banyaklah yang menentukan ini semua secara
random.

Kalau memang itu keberuntungan dari Tuhan, lalu mengapa tidak
berdoa saja agar keberuntungan itu selalu datang ke kita?. Juga
ketidakberuntungan kita berdoa untuk orang lain?.

Bisakah?. Tentu saja tidak bisa (^_^).

Tetapi semua kesempatan adalah 50:50: baik internal luck, dengan
external luck, jadi jangan terlalu berbangga diri dan pasti berhasil,
walaupun kita sudah andal (ahli) di dalamnya, mengapa?.
Sebab kita sebenarnya juga sedang bertarung dengan Internal Luck
dan External Luck orang lain pula!. Sebab mungkin level (tingkatan)
internal luck orang tersebut sama dengan kita atau bahkan lebih
besar.

Jadi jangan pernah meremehkan orang lain!. Selalu bersikap menye-
nangkan akan membuat kita lebih baik walaupun ternyata orang lain
lebih luck dari kita bila suatu saat itu terjadi.

Nah dengan bersikap menyenangkan, siapa tahu kita bisa menjadi
temannya dan kita masih bisa mendapatkan bagian kita sedikit atau-
pun banyak (^_^).

Bagaimana kalau sikap kita tidak menyenangkan kepada orang lain,
lalu kita malas, lalu kita tidak punya skill, lalu kita semau kita sendiri,
lalu kita tidak mau berusaha, dan melakukan hal-hal buruk lainnya?.

Wah, dengan cara seperti itu, maka internal Bad Luck dan External
Bad Luck akan selalu menjadi bagian dari hidup kita, kesialan atau
ketidak beruntungan akan selalu datang, apalagi fanatik juga dengan
agama.

Wah tambah parah, malah menyerah, selalu merintih, menyesali
nasib, selalu pesimis dalam hidupnya dan selalu menyalahkan orang
lain atas perbuatannya sendiri dan juga berusahanya dengan berdoa
kepada Tuhannya aagar tidak diberi masalah dalam hidupnya, dan
tentu saja Tuhannya tidak bakalan mengabulkannya.




by chance or by design

Nah bila dihubungkan dengan theory penciptaan by design (creationist) tentu
saja bisa juga, lalu bagaimana bila awalnya kehidupan justru berdasarkan by
chance (Evolusionist) juga bisa, sebab dua-duanya bisa terjadi.

Evolusi bisa terjadi karena bumi adalah area terbuka dan tidak harus ter-
jadinya “Primoridial Soup (sup kental) calon kehidupan versi lama” yang
besar sekali misalnya dilautan, cukup satu area kecil di tepi sungai yang
cekung, misalnya.

Lalu lembab mengental dan seiring waktu terciptanya unsur pertama kehidupan seperti virus yang dikatakan hidup tidak, mati pun tidak, kemudian ada ganggang dan juga bakteri kuno sel satu kemudian terbawa air
menyebar kesungai-sungai dan lautan hingga menjadi besar.
Atau bahkan bacteri, virus dan mahluk organic lainnya berasal dari berbagai hantaman-hantaman meteor yang menimpa bumi bisa menjadi nenek moyang kita yang menjadi asal segalanya.

Ingat!, Bumi bukanlah “area tertutup” yang ada di lab penelitian, tetapi area
terbuka yang bisa menerima mahluk organic apapun dibumi.

Nah apakah bacteri yang dari meteor itu disengaja?, ataukah “random?”, ataukah memang sengaja mahluk lebih cerdas datang ke bumi dan menye-
barkan berbagai “benih organic”.

Mirip seperti pepatah lama Indonesia, yaitu “Karena nila setitik rusak susu
sebelanga”. Atau disisi lainnya, mungkin saja terjadinya kehidupan dari
benda mati yang terdiri dari tanah, air, udara, api dan listrik yang sederhana, yang disebut dengan nama proses Abiogenesis.

Lalu dari sel satu bermutasi, berevolusi hingga menjadi mahluk dengan sel
yang kompleks dan lebih kompleks lagi hingga muncul jadi mahluk mirip ikan,
lalu mirip Kadal, dan terus bermutasi.

Hingga berevolusi menjadi mirip tikus, bermutasi lagi dan berevolusi mirip campuran monyet dan kucing (lemur), lalu berevolusi lagi menjadi monyet, monyet bermutasi dan berevolusi menjadi kera besar.

Nah lalu ada mahluk cerdas yang lebih dulu terevolusi datang ke planet kita,
untuk mempercepat evolusi kita, maka tubuh kera besar (ape) direkayasa
genetiknya maupun dicangkokkan kecerdasan dari karakter mahluk yang
lebih cerdas

Untuk mempercepat proses evolusinya juga, nah disini istilah by design atau
Hybrid Evolution muncul.

Lalu mengapa ada manusia yang begitu angkuhnya bilang bahwa hanya
manusia saja yang sempurna?, sedang yang lain tidak?.

Beberapa cerita masa lalu dikitab-kitab kuno, juga ada yang begitu angkuhnya bilang “akulah yang sempurna”, dan nama mahluk itu adalah iblis, setan,
zeta, zetan atau apalah?!.

Kita “sempurna” sebab mirip dengan Bapak, Mirip dengan Tuhan, Mirip
dengan Pencipta Kita!.

Apakah sempurna itu yang dimaksud sebagai “peniru yang sempurna?”
ataukah “sempurna karena mandiri, tidak meniru dan punya karakter baik
sendiri, menjadi diri sendiri?”.
Anak kembar ataupun anak kloning yang kembar identikpun punya karakter
(nyawa) yang berbeda, punya hobby yang berbeda, punya kebiasaan yang
berbeda, punya selera makan yang berbeda, dan perbedaan-perbedaan lain
nya.

Lalu mengapa masih saja bangga mengatakan “kita manusia sempurna
karena mirip dengan Tuhan, mirip dengan bapak, mirip dengan si A, mirip
dengan si B!”.

Bangga sebagai peniru dan akhirnya bukan meniru Tuhan, tapi menjadi
angkuh seangkuh iblis, setan, zeta, zetan atau apalah dalam cerita agamis itu, bila seperti ini, maka kita akan gagal dalam menapaki tahapan evolusi
fikiran berikutnya!.

Apakah yang dikitab-kitab kuno itu maksudnya adalah “kita manusia” sebagai
setan?, pantas, sebab kita begitu congkaknya!.

Coba kita fikir lebih jauh, yaitu setiap mahluk yang ber”otak” suatu saat akan
mampu mengingat lebih baik dan menyimpan pengalaman-pengalamannya
menjadi memory karakter.

Hingga ada kemungkinan mereka juga akan cerdas melalui evolusi, atau
melalui rekayasa genetik yang kita buat. Hingga mereka menjadi cerdas,
mampu mengatasi semua masalah (problem solving), kreatif, mandiri dan
punya kelebihan lain yang mungkin kita sendiri tidak mempunyainya,
sempurnakah kita?.

Dengan anjing saja penciuman kita kalah tajam, dengan ikan kita tidak bisa
hidup didalam air lebih lama, dengan burung saja kita tidak bisa terbang, kita
serba kekurangan, lalu merasa sempurna bahkan lebih angkuh mengatakan
“tidak ada yang sempurna kecuali manusia!”.

Lalu dibandingkan dengan mahluk yang lebih dulu terevolusi dari kita,
apakah mereka tidak sempurna?, masihkah kita dengan bangga mengatakan
kitalah yang sempurna?.

Oleh karena itu, mari kita buka fikiran kita (open minded) sebab bisa jadi
kedua-duanya berjalan yaitu berevolusi, juga didesign. Makanya proses
evolusi kita “manusia” begitu cepat dan mencengangkan.

Karena didesign juga oleh mahluk yang lebih dulu terevolusi dari kita.
Siapakah mereka?, saat ini kita menyebut mereka “smart alien” tetapi di masa
lalu kita menyebut mereka “Tuhan” atau “dewa”.

Dan design-nya mungkin pas dengan rencana mereka, hingga disebut pas
(sempurna) sesuai design-nya. Demikian juga mahluk lainnya didesain pas
dengan design-an yang dibuat hingga juga disebut sempurna.

Lalu siapakah mahluk yang terevolusi pertama kali tanpa bantuan siapapun
atau saya sebut sebagai “The First Smart Lifeform from original evolution?”.

Ini yang harus kita tahu, bukan untuk disembah, tetapi untuk belajar tentang
menghargai kehidupan, menghargai mahluk lain, menghargai bumi dan jagat
raya ini.

Agar bila mereka yang saya sebut sebagai “The First Smart Lifeform from
original evolution?”, misalnya sudah bosan hidup, ingat mati juga merupakan
hak, maka kita siap menggantikan mereka sebagai Tuhan baru.

Tuhan yang bukan untuk disembah tetapi untuk mengayomi kehidupan,
memelihara semua species agar tidak punah, dan bila punah sudah
tugas kita untuk menghidupkannya lagi, agar terevolusi dan bijaksana.

Bila teknologi kita dan kebijaksanaan (spiritual) kita sudah sama dengan
Tuhan, maka....

Siapkah Kita? “bersatu” “disamping” “ disisi” Tuhan?.

1 komentar:

alonkristianto mengatakan...

ya , saya sudah baca dan saya sangat suka sekali , dari ini bsa saya pakai untuk mengisi sisa hidup saya , hanya ini yang bisa saya tulis , saya tidak pandai mengekspresikan apa yg ada dotak saya , yang jelas saya sangat senang sekali membaca ini , terima kasih