Kamis, 15 November 2007

Jika wanita dilihat dari Wajah cantik, kulit putih n meki rapet


[cover thumbnail]

http://www.allvoices.com/contributed-news/3740938-jika-wanita-dilihat-dari-wajah-cantik-kulit-putih-n-meki-rapet

Banyak iklan bertaburan bahwa wanita itu harus berkulit putih dengan me-
makai produk ini dan itu, lalu wanita itu harus berambut indah dan lurus,
lalu wanita itu tinggi dan langsing, wanita yang hebat adalah wanita yang
bervagina sempit dan berbagai pembodohan iklan yang semakin menjadi-jadi.

Hingga wanita yang hitam atau coklat kulitnya berbondong-bondong untuk
membeli produk yang dimaksud.

Hingga wanita yang gemuk berbondong-bondong membeli produk yang
dimaksud!

Hingga wanita yang rambutnya ikal atau keriting berbondong-bondong
meluruskan rambutnya!.

Kecantikan bukan karena kulit putih, rambut lurus hitam, dan hal-hal lainnya
yang berhubungan dengan tampilan fisik!. Tetapi tampil bersih dan rapi itu
mutlak (^_^).

Kecantikan yang sesungguhnya adalah terletak di otak para wanita, tolok
ukur sebenarnya adalah beranikah dan maukah wanita mulai mengangkat
dirinya setara dengan pria, dengan dilihat dari kecerdasannya, skill-nya
(keahliannya)?

Kaum pria seperti saya sudah bekerja keras semaksimal mungkin untuk
melakukan penyetaraan gender, persamaan hak dan kewajiban, tetapi hanya
sedikit wanita yang mau mandiri, mandiri seperti Kartini, mandiri seperti
Madam Curie, mandiri seperti Joan of Arc, mandiri seperti Cut Nyak Dien!

Semasa masih di Taman Anak-Anak (TK) wanita kita lebih murni, saat
ditanya lebih mendalam, ” Cita-citanya ingin jadi apa saat besar nanti?”.

Mereka akan menjawab, ingin jadi guru, ingin jadi profesor, ingin jadi dokter,
ingin jadi penemu, ingin jadi presiden, pokoknya ingin jadi yang sekreatif
mungkin saat dewasa nanti!.

Tetapi saat mulai dewasa, para wanita ini mulai dicekoki dogma agama
bahwa pria adalah superior, pria adalah pemimpin rumah tangga, wanita
adalah cuma pengikut!.

Maka saat ditanya saat SMA atau universitas kepada para pria “Ingin jadi
apa selepas ini?”, para pria menjawab dengan mantap akan menjawab,
“Ingin jadi guru, ingin jadi profesor, ingin jadi dokter, ingin jadi penemu, ingin
jadi yang sekreatif mungkin!”.
Lalu bagaimana dengan para wanitanya?, dengan kalem mereka menjawab “Saya ingin jadi istri jendral, ingin jadi istri dokter, ingin jadi istri presiden,
ingin jadi istri astronot”.

Terlihat bahwa ada proses yang salah dalam pembelajaran dan apa yang
diajarkan di negara kita, dogma agama yang diterima saat sekolah membuat
wanita tidak mandiri dan lemah, tidak punya kemampuan untuk bertahan,
rapuh, lemah, terlalu bergantung kepada pria.

Dan hal-hal negative lainnya yang justru akan membuat negara kita menjadi
akan lebih terbebani dari segi ekonomi dan kemajuannya!. Ingat para wanita
saudaraku, beban negara ini bukan hanya dipundak para pria saja, kamipun
sangat merindukan bantuan dan kemandirianmu semua!.

Saatnya mengubah pola fikir dan pola pendidikan kita, hilangkan ajaran
agama dalam kurikulum pendidikan kita, hingga kita bisa membuat wanita
mandiri dan sejajar dengan pria dengan acuan hak asasi manusia!.

Hingga akan lahir banyak wanita-wanita mandiri di negara kita yang sekuat
pria, bisa beladiri Aikido, maka pria pun tidak bakalan berani untuk melawan-
nya, siapa yang kuat bukan karena dia pria atau wanita.

Tetapi maukah kita belajar di bidang yang sama, menyamakan hak wanita
sejajar dengan pria, wanita bisa jadi pemimpin Negara juga!.

Jadi tidak perlu ada kata-kata “Tunggu kehancurannya suatu bangsa bila
dipimpin oleh seorang wanita”, begitu menurut beberapa aliran agama dari
Tuhan tertentu yang katanya ada.

Menjadi ibu rumah tangga?. Juga boleh, tetapi bila seorang wanita memutus-
kan untuk berkarir, tidak seorangpun boleh melarangnya, termasuk suami-
nya!. Tidak hanya wanita yang bisa jadi ibu rumah tangga, pria juga bisa
melakukannya!.

Masa depan anak-anak generasi selanjutnya juga tidak hanya tanggung
jawab ibu rumah tangga, tetapi juga bapak rumah tangga, jadi jangan sampai
bapak rumah tangga menyalahkan ibu rumah tangga bila ternyata anak-
anaknya tumbuh tidak sesuai dengan keinginan bapak rumah tangga.

Oleh karena itu bapak rumah tangga juga wajib memberikan arahan yang
diperlukan bagi generasi penerusnya untuk menjadi orang yang mampu
mandiri, cerdas, beretika tinggi, bermoral indah, taat hukum, menghargai hak
asasi manusia dan mengasah skill (keahlian) generasi penerus sesuai
dengan keinginan mereka sendiri!.
Tetapi bukan berarti wanita akan menggantikan kedudukan pria, bukan itu
maksudnya, tetapi sejajar, dimana dalam rumah tangga, ide dan solusi yang
terbaiklah yang dipakai.

Bukannya harus idenya dan perintahnya para pria, sebab dogma agama
dimana menganggap pemimpin rumah tangga adalah seorang pria adalah
kesalahan besar yang pernah dibuat nabi, rasul dan Tuhan!.

Dan ingat, seorang pria mencintai wanita bukan karena kulit anda putih,
tinggi langsing, berbibir tipis lebar dan ber-mq rapet.

Tetapi karena pria tersebut memang mencintai anda, tidak peduli anda hitam,
kriting, pendek, berbibir tebal atau apapun itu yang menurut para wanita tidak
ideal berdasarkan iklan yang ada!.

Bolehkah wanita Poliandri?.

Wanita boleh berpoliandri selama konsepnya sama seperti pria berpoligami,
bagaimana caranya?.

Caranya yaitu, bila si wanita seorang yang mandiri, mandiri seperti pria yang
memberi nafkah keluarga, seperti memberi makanan & minuman pada kelu-
arga, membeli rumah, membeli mobil (alat transportasi), memberi uang saku,
memberi uang kepada hal-hal lainnya yang belum saya sebutkan kepada
seluruh keluarga, maka silakan saja.

Tetapi bila Anda seorang wanita, lalu selingkuh atau punya suami lagi tetapi
menggunakan uang suaminya, ini yang salah, sebab wanita ini tipe tidak
mandiri tetapi serakah.

Bila terjadi perceraian pada suatu keluarga, maka bila ada anak, maka anak
wanita ikut ayahnya dengan tujuan mencegah kemungkinan agar tidak diper-
kosa oleh bapak tirinya nanti. Dan bila anak lelaki, ikut Ibunya dengan tujuan
melindungi suatu saat nanti bila Ibunya dianiaya secara kekerasan oleh
bapak tirinya.

Maka mandirilah wanita, bangkitlah dan mulai bangun negeri ini saudaraku!.

Tidak ada komentar: