Senin, 12 November 2007

Nyawa dan Keabadiannya



[cover thumbnail]


Nyawa dan Keabadiannya

http://www.allvoices.com/contributed-news/3734376-nyawa-dan-keabadiannya

Nyawa adalah sekumpulan kebiasaan kita, pola fikir kita, keahlian kita dan hal-hal lain yang berhubungan dengan segala sesuatu yang membentuk
karakter kita dan disimpan dalam memory otak kita.

Maka Nyawa adalah karakter kita yang tersimpan di otak kita.

Memory yang disimpan dalam otak kita bisa ditransfer ke mahluk lain, seperti
ke dalam otak robot, maka jadilah robot itu kita yang lain.

Transfer memory kita ke dalam otak anjing, otak kucing, otak harimau, otak
monyet, mungkin bisa saja untuk mempercepat evolusi mental (fikiran) suatu
mahluk?.

Itu kalau cara transfer memory di otaknya di copy n paste ke mahluk lain,
bagaimana bila di cut n paste?

Hingga memory yang ada di kepala mahluk yang lebih cerdas tadi hilang sama sekali, lalu di paste-kan ke mahluk yang belum kuat benar tingkatan evolusinya?. Misalnya di paste-kan ke seekor anjing?. Hal ini bisa dilakukan oleh mahluk cerdas yang punya kemampuan dan teknologi sudah mencapai
titik ini.

Ini mungkin yang disebut sebagai “kutukan” di zaman dulu kala. Tapi kelebih-
annya, generasi selanjutnya dari anjing tersebut pasti sangat cerdas dari
anjing biasa, karena “mind karakter” atau “nyawa”-nya didapat dari mahluk
yang lebih cerdas!.

Atau pada saat teknologi kita jauh lebih canggih lagi, dengan cara men-
transfer memory otak kita ke cloning manusia yang lain, walaupun beda
muka tetapi dengan memory kita yang tertransfer ke kloning kita, maka
kloning tersebut jadilah kita yang lain, mungkinkah kita bisa meng-overide
atau menguasai tubuh mahluk yang belum canggih teknologi dan tingkatan
evolusinya dan mengendalikannya seperti boneka?.

Bisa, tetapi dengan syarat mahluk yang mengendalikannya masih hidup saat
itu, bukan sudah mati!.

Mengendalikannya bisa dengan cara kuno dengan kabel-kabel ataupun cara
wireless. Mirip seperti mahluk cerdas tingkat tinggi level evolusinya yang
menamakan dirinya “Bapak” dan mentransfer memory-nya ke manusia yang
bernama Jesus, ini adalah salah satu scenario dugaan penulis sendiri (^_^).

Bicara mengenai cloning, ada 2 cara yaitu dengan cara biology dan cara
fisika (physics). Cara biology adalah dengan meng-copy DNA-nya lalu mem-
buat jadi mahluk baru. Lalu cara fisika adalah dengan meng-copy badan dan
karakternya dengan cara “copy” dan “paste” seperti proses copy n paste di
komputer.

Bisa juga “cut n paste” bila tidak ingin meng-copy-nya tetapi benar-benar
ingin memindahkannya secara lintas waktu ataupun lintas ruang dan space.
Bukankah cara “Cut n Paste”, ini bisa diterapkan ke pesawat untuk pindah
ruang, waktu dan dimensi (frekwensi)?. Hingga tidak dengan cara melintasi
“wormhole” untuk ke tempat lain?.

Ok balik lagi ke Memory karakter di otak kita (^_^).

Pada awalnya memory kita yang ditransfer ke mahluk lain itu akan mem-
punyai sifat yang sama dengan kita sendiri. walaupun kita menstransfer
memory kita ke banyak mahluk kloning yang lain, misalnya 1000 kloningan
diri kita yang dimulai dari satu memory kita.

Maka cepat atau lambat, mereka akan menjadi bervariasi membentuk karak-
ter/ nyawa yang lain. Yaitu pada saat mereka sampai pada pengalaman yang
baru lagi, keadaan yang berbeda, habitat yang berbeda, maka dari 1000
kloningan kita, akan memberikan jawaban yang bervariasi saat diberikan
suatu permasalahan.

Mengapa demikian?, sebab karakter atau nyawa adalah fleksible dan selalu berubah sesuai dengan pengalaman dan keadaan yang mereka jalani secara
individu.

Nyawa adalah memory karakter manusia yang tersimpan di otak tubuh kita.
Pada saat manusia mati, maka mati pula otak dan nyawanya, dia akan blank,
bagai manusia normal yang tidur panjang tanpa mimpi, blank, hitam, hampa.

Nyawa atau karakter manusia akan berubah bila ada pemahaman dan
pengalaman baru, baik secara lambat ataupun cepat.

Seorang Manusia juga akan mendapatkan perubahan nyawa yang cepat
dengan kehilangan nyawa yang lama dan mendapatkan nyawa baru bila terjadi kecelakaan mendadak, hingga karakter yang tersimpan di otak kita
terganggu tetapi badan tetap selamat.

Saat kecelakaan, terkadang kita akan mengalami yang namanya blank,
hitam kelam gelap gulita dan tidak tahu apa yang terjadi.

Saat tersadar, kita bangun, bila otaknya masih bagus, cepat atau lambat kita
akan segera mengenali diri kita, yaitu karakter lamanya, nyawanya. Tetapi
bila gagal, maka ya, kita telah mendapatkan nyawa baru. Kita harus memulai
dari awal, untuk membentuk dirinya yang baru, untuk belajar lagi dari nol,
agar hidup yang baru mempunyai karakter atau nyawa yang baru lagi.
Bahkan kadangkala nyawa (karakter) yang baru ini, akan lebih baik dari
nyawa kita (karakter kita) yang lama, mungkin saja kita sebelumnya seorang
pembunuh?.

Mungkin saja kita sebelumnya seorang penjahat?. Mungkin saja kita se-
belumnya seorang koruptor?.

Tetapi dengan nyawa baru ini kita bisa punya kesempatan untuk memper-
baiki hidupnya dengan menjadi seorang yang berguna bagi masyarakat luas
misalnya.

Nah terlihat bahwa nyawa bisa juga tidak abadi.

Dari sini terlihat bahwa nyawa yang ada di otak kita bisa diganti bila kita mau,
sebab otak ibarat harddisk di dalam komputer, bisa diformat ulang dan diberi data baru, makanya ada istilah pencucian otak dan memberi karakter/ nyawa
baru pada seseorang.

Dan bila teknologi kita lebih canggih lagi, maka pencucian otak secara wireless bisa dilakukan, dan hal ini hanya bisa dilakukan oleh mahluk yang sudah
mencapai titik ini teknologinya.

Hal ini bisa bersifat temporal (sementara) ataupun permanen, tergantung
kepentingan si “pencuci otak” memory ini. Hingga muncul istilah “dirasuki”
dalam istilah mistik/ ghaib, padahal ini cuma manipulasi teknologi otak secara
biologi saja dan atau menggunakan transmisi secara wireless yang melibat-
kan teknologi fisika untuk mengontrolnya.

Nyawa bila dikaitkan dengan keabadian dan jagat raya secara fisika/ physics,
maka nyawa adalah abadi.

Dengan catatan tidak ada Tuhan di jagat raya ini. Sebab keberadaan Tuhan
justru membuat nyawa/ karakter tidak bisa hidup kekal abadi.

Dimana konsep Tuhan itu akan membuat ilmu pengetahuan tidak bisa berjalan.

Contohnya, bila seseorang berhasil membuat mesin waktu dan kembali
ke masa lalu, “sudikah Tuhan menghidupkan orang-orang yang sudah mati
demi untuk menghibur satu atau dua orang saja yang kembali ke masa lalu?”

Jelas Tuhan tidak bakalan melakukannya!. Belum lagi bila ada Multiple
Universe, bila kita meng-copy semua track di frekwensi kita dan mem-paste-nya ke banyak track frekwensi yang baru, maka sekali Tuhan memanggil
nama seseorang, maka yang nongol berapa banyak orang yang sama dari
multi universe ini?.

Tetapi bila Tuhan tidak ada, maka konsep mesin waktu bisa terjadi, sebab
bumi, dan jagat raya yang luas ini sebenarnya suatu Quantum Computer,
seperti alat perekam yang bisa diedit/ diubah hasil rekamannya, jadi garis
waktu dan semua kejadian itu seperti/ diumpamakan disusun dalam adegan
video di software video editing, bisa di cut, paste, replace dan lain-lain.

Atau bahkan membuat timeline track baru, frekwensi waktu baru di bumi yang
sama. Di dunia baru dimana kita bisa jadi adam dan hawa baru di dalamnya
itu baru bumi, bagaimana dengan tiap planet, tiap galaksi, tiap jagat raya dan
tiap space.

Kita bisa membuat timeline track & frekwensi kosong yang baru tak terbatas
secara mode multiply, normal, fade in/ out, dan lain-lain, bahkan bisa mem-
beri filter tertentu di-timeline yang kita mau!.

Tiap nyawa menjadi abadi bila dilihat dari fisika dan quantum computer jagat raya, karena sudah tersimpan dalam satu file, lengkap dengan timecode, di
zaman dan waktu apa nyawa itu berada di Quantum Computer Jagat raya ini.

Nyawa yang mana?, tentu saja nyawa kita yang terdiri dari fisik dan fikiran
(mind) ada di tempat kita yang terakhir, dan time code yang diinginkan.

Dan nyawa dibumi berada dalam di folder bumi, di file Bali, Indonesia, jika
diasumsikan kita berasal dari Bali dan masih hidup sampai saat ini.

Nyawa kita ini tinggal diakses, dan dipilih karakter yang mana bila ingin nyawa
tersebut diangkat/ cut dan di paste (dibawa), ke zaman yang kita mau. Dengan
cara inilah nyawa menjadi abadi.

Tetapi juga nyawa versi fikiran (mind) yang tersimpan menjadi memory di otak
orang-orang tertentu, baik orang yang dianggap jahat ataupun baik, mungkin saja diperlukan untuk mempercepat proses evolusi fikiran manusia atau
mahluk cerdas lainnya di planet lain, atau di dimensi (frekwensi) lain atau
diwaktu yang lain, sebab kebaikan dan kejahatan diperlukan untuk proses
kebijaksanaan mahluk cerdas apapun dan dimanapun.

Mau nyawa kita diperhatikan sama orang lain di masa depan?. Berbuatlah
yang terbaik untuk manusia dan kemanusiaan. Tolong dan peduli pada yang
lain.

Dan siapa tahu kita beruntung, orang masa depan generasi kita nanti meng-
ambil kita, dan dibawa ke masa depan, sebab kita adalah hero di masa lalu
dan menjadi contoh tauladan kehidupan di masa lalu maupun di masa depan,
masa depan adalah surga, ya surga bagi beberapa orang agamis menyebut-
nya. Nah bila ada Tuhan, maka seorang yang diambil nyawanya, badan dan
karakter yang ada di otaknya, tidak bakalan bisa terjadi, mengapa?.
Sebab Tuhan tidak akan mengijinkan karakter (nyawa) yang terdiri dari Mind
dan badan kita melompati waktu, dan melakukan perjalanan waktu ke masa
lalu ataupun kembali ke masa depan, hal ini tidak akan terjadi.

Diasumsikan kita sudah punya mesin waktu, dengan adanya mesin waktu,
maka waktu adalah nol, kita bisa hidup di masa manapun, dan abadi menjela-
jah waktu manapun yang bisa dijalani.

Siapa tahu kehidupan kita saat ini adalah pengulangan yang pernah terjadi
dan digunakan oleh manusia dari masa depan untuk memperbaiki sejarah
kita manusia, agar menjadi masa depan yang lebih baik.

Dan mungkin sebenarnya kita hanya sejarah, hidup di masa lalu, tetapi kita
berfikir bahwa kita benar-benar hidup hari ini, sebab mungkin saja bagi gene-
rasi kita di masa depan, kita sebenarnya sudah mati.

Eh siapa tahu kehidupan kita saat ini merupakan pengulangan?, karena
banyak dari kita yang mengalami “dejavu” seolah pernah kesuatu tempat
padahal belum pernah kesana ataupun pernah mengalami kejadian yang
sama persis padahal belum melakukan sebelumnya?.

Mengapa reset bisa terjadi?, mungkin saja kita semua gagal menjadi mahluk
yang berkebijaksanaan tinggi, gagal mencapai rasa kemanusiaan yang tinggi
dan malah berperang di masa depan dan menghancurkan bumi.

Hingga mahluk yang lebih cerdas yang merasa bertanggung jawab bahwa
kita mahluk “langka” harus dihidupkan dan direset lagi dari awal, kita harus
memperbaiki masa depan dan sukses bersama-sama menjadi Mahluk yang
berkemanusiaan tinggi, berkebijaksanaan tinggi, menghargai kehidupan dan
alam.

Ada beberapa aliran agama tertentu, dimana saat nabi, rasul atau utusannya
ditanya tentang nyawa, jiwa itu apa?. Tuhan mereka melalui nabi, rasul atau
utusannya berkata, “katakanlah pada manusia bahwa nyawa atau jiwa itu
hanya aku yang tahu dan itu urusanku”.

Kalau hanya Tuhan yang tahu, lalu mengapa Tuhannya tidak memberi tahu
saja, khan selesai masalahnya?, kalau dilanjutkan lagi, Tuhan akan meng-
elak, kemungkinan besar begini, ‘fikiranmu tidak akan mampu memahami-
nya”, maka jawaban orang cerdas akan menjadi “Kau adalah Tuhan, Maha
Kuasa, pasti punya cara agar kami memahaminya, bila tidak punya cara,
maka kau bukan Maha Kuasa”.

Lalu ada orang yang sok tahu penganut agama-agama itu mencoba men-
jelaskan dan membela Tuhannya dengan menerangkan, nyawa atau jiwa itu
begini dan begitu, tidakkah mereka tahu bahwa itu urusan Tuhan mereka?,
berani benar mereka?, menyamakan dirinya dengan Tuhan?.



Angel Michael

2 komentar:

Anonim mengatakan...

hai slam kenal. http://yusufamrulloh.wordpress.com

Anonim mengatakan...

hai slam kenal. http://yusufamrulloh.wordpress.com